Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kenduri Nusantara 2019, 'Umbul Donga Larung Sukerto' Merawat NKRI Menjaga Indonesia

Larung Sukerto adalah simbol untuk melarung atau membuang hal negatif atau tindak tanduk yang mengancam bangsa Indonesia.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kenduri Nusantara 2019, 'Umbul Donga Larung Sukerto' Merawat NKRI Menjaga Indonesia
Ist/Tribunnews.com
Warga masyarakat Pati mengadakan 'Umbul Donga Larung Sukerto' di TPI Banyutowo, Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti. 

TRIBUNNEWS.COM, PATI - "Akankah kita biarkan Indonesia pusaka ini sirna? Para pendahulu bangsa kita dengan bersusah payah berdamai dengan segala perbedaan dan menjaga keberagaman ini agar selanjutnya dapat hidup berdampingan nan harmonis,"

Begitu kata Ipong Ismunarto, perwakilan warga Pati terkait penyelenggaraan 'Umbul Donga Larung Sukerto'.

"Kami warga Pati, terinspirasi dengan apa yang dilakukan oleh warga Solo melalui "Doa Anak Negeri" minggu lalu. Kami memiliki kegelisahan yang sama dengan saudara-saudara kami di Solo Raya," ujar Ipong.

Menurut dia, Doa Anak Negeri di Solo telah membangunkan kesadaran mereka untuk memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelamatkan bangsa.

"Maka kini, kami berkumpul dan bersatu, menyatakan tekad kami untuk terus Merawat NKRI dan Menjaga Indonesia. Memanjatkan doa memohon keselamatan negeri," ujarnya.

Untuk itulah, pihaknya mengadakan Umbul Donga Larung Sukerto.

Baca: Kapal Berisi Nasi Tumpeng Kuning, Kepala Sapi dan Hasil Bumi Dilarung

Acara ini berlangsung pada hari Sabtu (9/3/2019) mulai pukul 14.00 WIB hingga selesai.

Berita Rekomendasi

Berlokasi di TPI Banyutowo, Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati.

Larung Sukerto adalah simbol untuk melarung atau membuang hal negatif atau tindak tanduk yang mengancam bangsa Indonesia.

Menurut Ipong, pda dasarnya ritual ini sudah berlangsung turun temurun dengan harapan, warga Pati yang sebagiannya adalah nelayan menghaturkan syukur atas apa yang sudah Tuhan berikan melalui hasil lautnya dan menjaganya hingga akhir hayat.

"Ini tak hanya sekedar tradisi, tapi sebagai perwujudan tekad kami sebagai masyarakat Pati yang tak ingin melihat Ibu Pertiwi ini bersusah hati," ujarnya.

Tumpeng merah putih menjadi simbol semangat, simbol kecintaan pada NKRI.

"Kami berharap ini tak hanya berhenti di Solo dan Pati saja. Inilah saatnya kita menyatukan kembali kepingan-kepingan kerukunan. Merangkainya menjadi satu fragmen kehidupan yang menegaskan bahwa perbedaan itu adalah harmonisasi kehidupan. Demi masa depan anak cucu kita," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas