Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibu diminta Cek KLIK Sebelum Membeli Susu Kental Manis

Dari sisi kemanan pangan, susu kental manis adalah produk yang aman tapi dari kandungan gizinya jauh berbeda dari jenis susu lainnya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ibu diminta Cek KLIK Sebelum Membeli Susu Kental Manis
net
Susu Kental Manis 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - BPOM Jawa Barat meminta ibu melakukan Cek KLIK sebelum membeli produk pangan olahan, salah satunya susu kental manis.

Cek KKLIK berguna agar ibu mengetahui keamanan dan kandungan produk yang akan dikonsumsi.

Kepala Bidang Informasi Komunikasi BPOM Jawa Barat Rusiana MSc mengatakan cek KLIK meliputi kemasan, label, izin edar dan kadaluarsa.

“Cek label susu kental manis saat membeli, apakah ada peringatannya? Peringatan ditulis dengan tinta merah, jangan berikan susu kental manis untuk bayi. Susu kental manis itu aman, tapi kita juga harus memperhatikan kandungan gizinya,” jelas Rusiana saat menjadi narasumber dalam diskusi tentang gizi bersama PP Aisyiyah Bandung, Kamis (28/3).

Lebih lanjut, Rusiana memaparkan, dari sisi kemanan pangan, susu kental manis adalah produk yang aman.

Baca: Pengakuan Steve Emmanuel yang Temukan Kejanggalan pada Pemeriksaannya dalam Kasus Narkoba

Namun, dari kandungan gizinya, susu kental manis jauh berbeda dari jenis susu lainnya (susu bubuk, UHT).

“Susu kental manis gizinya jauh berbeda dari susu bubuk. Misalnya kandungan protein, susu kental manis hanya memiliki 6,5 sementara kandungan protein pada susu bubuk adalah 32. Karena itu ibu jangan mau dibohongi iklan, jangan kasih susu kental manis untuk bayi,” tegasnya.

Berita Rekomendasi

Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah  Dra. Chairunnisa.M.Kes juga mengingatkan kepada para kader propinsi Jawa Barat, untuk turut berperan mengedukasi lingkungan terdekat terkait gizi anak.

“Aisyiyah sebagai organisasi perempuan di Indonesia turut berperan mengawal generasi emas 2045. Saat Indonesia berusia 100 tahun, maka 70% dari jumlah penduduknya adalah angkatan kerja atau usia produktif,” ujar Chairunnisa.

Dijelaskan Chairunnisa, kualitas 70% angkatan kerja dimasa mendatang tergantung dari asupan gizi hari ini. Jika gizi anak-anak tercukupi, maka akan tumbuh menjadi generasi produktif. Sebaliknya, jika tidak, maka hanya akan menjadi beban Negara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas