Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kementerian PPPA: Pendekatan Terhadap Pelaku Perundungan Harus Rehabilitatif

"Itu stigma harus dihindari, apalagi penggunaan medsos ya, karena nanti seumur hidup si anak, dia akan melekat itu citranya itu tadi," ujarnya

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Kementerian PPPA: Pendekatan Terhadap Pelaku Perundungan Harus Rehabilitatif
Tribunnews.com/Fitri Wulandari
Konferensi pers terkait perkembangan kasus perundungan terhadap AY yang digelar di Kementerian PPPA, di Kementerian PPPA, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2019) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus perundungan terhadap AY,siswi SMP di Pontianak, Kalimantan barat, yakni AU (14) saat ini telah memasuki babak baru.

Kepolisian telah menetapkan status tersangka terhadap 3 dari 12 pelaku.

Baca: Jenguk AY Korban Perundungan, PSI Tawarkan Bantuan Hukum hingga Trauma Healing

Namun, bukan hanya proses hukum yang tengah dihadapi, sanksi sosial kini juga mereka alami, terutama melalui beragam komentar media sosial.

Menanggapi perkembangan terkait kasus perundungan itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pun menggelar konferensi Pers.

Dalam konferensi pers tersebut, Sekretaris Kementerian PPPA Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan kasus itu tidak seharusnya disebut 'kekerasan terhadap anak' karena itu bisa berdampak buruk pada mental pelaku yang juga merupakan anak di bawah umur.

Pemberian stigma tersebut menurutnya tidak boleh dilakukan, lantaran bisa membekas pada sosok mereka di hadapan publik pada kemudian hari.

BERITA TERKAIT

Keberadaan mereka bisa 'terkucilkan' jika stigma tersebut terus digaungkan, terlebih melalui media sosial.

"Itu stigma harus dihindari, apalagi penggunaan medsos ya, karena nanti seumur hidup si anak, dia akan melekat itu citranya itu tadi," ujar Pribudiarta, di Kementerian PPPA, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2019).

Ia pun menjelaskan dalam kasus lainnya, para pelaku terbukti bisa mengubah perilaku ke arah positif.

Bahkan tidak jarang diantara anak-anak yang pernah melakukan tindakan perundungan dan ditahan di lembaga pemasyarakatan (lapas) ada yang sukses dalam kehidupannya.

"Padahal ke depan dia bisa jadi berubah, anak-anak yang ada di lapas itu saya dengar banyak yang kemudian juga berhasil," jelas Pribudiarta.

Sehingga ia menilai pendekatan yang harus diterapkan kepada para pelaku perundungan harus bersifat rehabilitatif atau pemulihan.

Baca: Remaja Korban Penganiayaan di Pontianak Banyak Didatangi Artis, Nikita Mirzani Ungkap Curhat Ayah AU

Bukan bersifat impunitif atau menghukum para pelaku.

"Anak itu tentu pendekatannya rehabilitatif daripada impunitif," kata Pribudiarta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas