Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Budi Hartanto Dibunuh Lalu Dimutilasi Gara-gara Cinta Bertepuk Sebelah Tangan, Ini Fakta-faktanya

Fakta terbaru mutilasi ini semakin menguatkan motif asmara di balik pembunuhan dan mutilasi guru honorer Budi Hartanto.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Budi Hartanto Dibunuh Lalu Dimutilasi Gara-gara Cinta Bertepuk Sebelah Tangan, Ini Fakta-faktanya
kolase Surya/TribunJatim/TribunBogor
guru honorer Budi Hartanto, mayatnya dibuang dalam koper oleh pelaku bernama Aris Sugianto 

Kemungkinan pertama adalah untuk menghilangkan jejak, tapi ternyata bukan itu alasannya.

Kombes Pol Frans Barung Mangera menyebutkan, "Karena itu, pelaku harus memotong leher korbannya agar bisa dimasukkanya ke dalam koper," ujarnya.

4. Tersangka Sempat Menjerit-jerit di Tengah Malam

Warga di sekitar warung nasi goreng yang dikelola Aris Sugianto, salah satu tersangka pelaku mutilasi Budi Hartanto (28) sempat curiga saat mendengar suara jeritan pelaku pada tengah malam.

Aris diketahui membuka bisnis warung nasi goreng dan masakan Malaysia di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.

Sujilah (65) tetangga sebelah timur warung nasi goreng mengungkapkan, dirinya mengetahui pelaku sempat menjerit -jerit ketakutan pada malam hari.

"Pelaku sempat menjerit-jerit seperti orang ketakutan.

BERITA REKOMENDASI

Padahal di warungnya juga ada temannya.

Dia bilang wedi aku, wedi aku (aku takut- aku takut)," ungkap Sujilah menirukan teriakan pelaku kepada SURYA.co.id, Sabtu (13/4/2019).

Mengetahui ada suara ribut-ribut di warung depan rumahnya, Sujilah sempat mengintip melihat kejadian diluar dari balik kelambu rumahnya.

Sejumlah tetangga lainnya juga ada yang mengintip.

Pelaku juga terlihat sempat berlari dari warungnya ke jalan dengan ekspresi seperti orang yang ketakutan.

Baca: Arab Saudi Apresiasi Kepemimpinan Indonesia di Kawasan dan Dunia


Padahal di warungnya juga ada sejumlah temannya.

Keesokan harinya Sujilah sempat menanyakan kejadian yang membuatnya menjerit-jerit ketakutan.

Pertanyaan itu dijawab oleh pelaku yang mengaku pundaknya seperti kejatuhan kayu.

"Saat mencuci piring saya tanya, ada apa tadi malam jerit-jerit ketakutan ?

Dia menjawab kaget karena pundaknya seperti kejatuhan kayu yang berat," ungkapnya.

Kejadian pelaku yang menjerit-jerit ini berlangsung sekitar tiga hari pascapenemuan mayat Budi Hartanto, guru honorer dalam koper di bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Baca: Misteri Koper dan Pakaian Guru Honorer yang Dimutilasi Diungkap Perempuan Ini

Sejak kejadian itu, warung nasi goreng yang dikelola Aris kemudian tutup.

Usaha warung nasi goreng di Desa Sambi baru sekitar 10 hari.

Sehingga warga belum banyak yang mengetahui identitasnya.

Termasuk Sujilah yang rumahnya bersebelahan malahan mengaku belum kenal namanya.

5. Sempat Berkilah

Melalui video pengakuan pelaku yang viral di media sosial (medsos), tersangka AP alias AS sempat berkilah bahwa bukan dirinya yang melakukan pembunuhan.

"Itu bukan saya yang ngelakuin," kata pelaku dengan gaya melambai.

Hal tersebut tampak membuat seorang anggota polisi tertawa mendengar ucapan dan gaya berbicara pelaku.

"Terus kamu bagian apa sekarang," tanya perekam video.

"Masalahnya begini, saya bagian yang memegangi," ungkap pelaku.

Saat menjelaskan hal itu, punggung pelaku tampak mendapatkan pukulan ringan dari polisi.

Mendengar pelaku terus berkilah, anggota kepolisian tampak menaikkan nada bicaranya.

"Sekarang yang mutilasi orang berapa," tegas polisi.

"Satu orang," ucap pelaku sambil melihat ke arah anggota kepolisian itu.

"Yang megangi satu orang saja, aku aja," kata pelaku menambahkan.

Namun hal tersebut dibantah oleh anggota polisi yang melakukan interogasi.

"Enggak mungkin le, enggak mungkin kuat," jelas petugas.

"Bener Pak, demi Allah, yang mutilasi satu orang Pak," ucap pelaku.

"Yang ada di sana berapa orang," tanya polisi.

"Satu orang aja, aku sama temanku," jelas pelaku lagi.

Dalam rekaman video itu, tampak pula pelaku ditanya soal siapa yang membuang kepala korban.

"Yang buang kepalanya ya kita dua orang Pak," tambahnya.

Saat menjelaskan hal tersebut, tampak ada satu anggota polisi yang baru saja mendatangi pelaku.

Tak ikut bertanya, polisi itu tampak tertawa mendengar ucapan pelaku.

Sementara itu, beberapa anggota polisi lain tampak mengeluarkan senyum tipis mendengar ucapan dari pelaku.

Di tengah penjelasan pelaku, anggota polisi tersebut tampak mulai emosi lantaran penjelaskan pelaku selalu berubah-ubah.

"Enggak usah gitu, tadi katanya tiga sekarang ada berapa," kata polisi tersebut.

Melihat pengakuan pelaku yang selalu berbeda, anggota polisi tersebut tampak langsung menghentikan interogasinya.

Pelaku kemudian digelandang keluar dari ruangan interogasi. (Musahadah)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 5 FAKTA TERBARU Pembunuhan Guru Honorer - Cinta Ditolak, Temuan Sabu-sabu & Alasan Sepele Mutilasi

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas