BPOM Yogyakarta Minta Masyarakat Waspadai Makanan Mengandung Obat Berbahaya
Bahan makanan mengandung zat berbahaya dan berpengawet berwarna menarik dan dijual dengan harga murah.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) DIY menemukan belasan temuan makanan yang mengandung bahan pengawet dan berbahaya dijual bebas di pasar DIY.
Bahan makanan mengandung zat berbahaya dan berpengawet ini hingga kini masih mengintai kesehatan masyarakat karena berwarna menarik dan dijual dengan harga murah.
"Masyarakat kami himbau untuk berhati-hati dengan bahan makanan tersebut. Dari temuan kami pada 80 sampel yang kami curigai 17 persen diantaranya mengandung bahan berbahaya tersebut, " ujar Kepala BPOM DIY, Rustyawati dalam Jumpa Pers di Kepatihan, Selasa (23/4/2019).
Jumlah temuan tersebut menurutnya termasuk mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai sekitar 20 persen.
Temuan ini merupakan hasil dari uji laboratorium di beberapa pasar di DIY, diantaranya pasar Argosari (Gunungkidul), Prambanan (Sleman), Wates (Kulonprogo), Niten (Bantul).
Baca: Tak Juga Busuk Meski Sudah Sebulan, BBPOM Akhirnya Bakar 29,5 Kg Mie Berformalin
Beberapa bahan yang berbahaya yang berhasil ditemukan diantaranya adalah ikan asin berformalin, teri nasi berformalin, makanan mengandung boraks, kerupuk dengan rhodamin atau pewarna tekstil.
Sekilas bahan makanan ini terlihat tidak berbahaya, bahkan efek jarak dekat tidak terasa.
"Namun, bahan makanan ini adalah pembunuh karena efek jangka panjang menyebabkan kanker dan penyakit dalam lainnya, " urainya.
Adapun temuan bahan makanan yang mengandung zat berbahaya ini paling banyak berada di Pasar Prambanan.
Baca: 5 Tanaman Paling Beracun di Dunia hingga Sebabkan Kematian, Ada yang Sering Ditemukan di Indonesia
Dimungkinkan bahan makanan berpengawet dan berbahaya ini berasal dari luar DIY, utamanya dari Jawa tengah.
Dia mencontohkan, untuk mie basah berformalin ini dari pelacakan yanv dilaksanakan berasal dari Magelang atau Klaten Jateng.
Kemudian untuk kerupuk berhodamin ini berasal dari Purworejo sesuai dengan informasinya.
Sementara untuk teri nasi bisa dari Medan, namun jalur distribusi berasal dari Semarang atau Surabaya, Bahkan Solo.