Istri Anggota KPPS yang Meninggal di Solo Andalkan Penghasilan dari Buruh Cuci Tuk Hidupi 2 Anaknya
Sepeninggal suaminya, Hartini harus merawat seorang diri dua anaknya bernama Gadis Septa P (6) dan Arysuta Nitimanta (1,5).
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Asep Abdullah Rowi
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Gurat kesedihan karena ditinggal pergi selama-lamanya oleh suaminya, Pamuji Ruswandi (46), masih terukir jelas di wajah Hartini (33), Selasa (23/4/2019).
Ya, Hartini adalah istri dari anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia akibat kelelahan setelah menjalankan tugas di tempat pemungutan suara (TPS) nomor 70 di Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo.
Sepeninggal suaminya, Hartini harus merawat seorang diri dua anaknya bernama Gadis Septa P (6) dan Arysuta Nitimanta (1,5) di sebuah rumah yang sangat sederhana sekali.
Untuk menjangkau rumahnya di lingkungan padat di Kampung Cengklik RT 01 RW 019, harus melewati gang sempit sekitar puluhan meter.
"Masih terbayang kenapa terakhir kalinya tidak mencium dan memeluknya saat akan bertugas ke TPS," kata Hartini yang matanya mulai tampak berkaca-kaca.
Rumah alhamarhum Pamuji yang diberi tugas mengamankan jalannya pencoblosan hingga rekapitulasi Pemilu 2019 itu, tampak sederhana hanya 3x4 meter.
Itu pun bagian tembok belum belum sempurna disemen sehingga seperti rumah yang belum selesai dibangun.
Pamuji kata Hartini sehari-hari harus banting tulang menjadi petugas keamanan kompleks, sehingga pertama kalinya dalam hidupnya ikut menjadi KPPS di TPS saat Pemilu 2019 ini.
"Bahkan saya selama ini juga ikut bantu cari duit, ya cuci dan setrika baju tetangga di kampung untuk bertahan hidup," tuturnya.