Kasus Kekerasan Guru terhadap 9 Santriwati, KPAI Sayangkan Diselesaikan secara Kekeluargaan
KPAI memberikan tanggapan terkait kasus kekerasan terhadap anak didik yang terjadi di ponpes kawasan Tasikmalaya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
"Saya bersyukur pesantren membuka diri. Apa yang kami utarakan ditampung dan akan dijadikan bahan evaluasi bagi kebaikan pesantren," ujarnya.
Baca: Mengenal Sosok Santri Sukses di Amerika
Dia menambahkan, jika melihat materi yang dibicarakan antara pihak pontren, keluarga korban dan KPAID, kemungkinan kasus tersebut akan berakhir islah.
"Pihak pontren juga siap menerima kembali santriwati dan dijamin tidak akan mendapat perlakuan yang tak mengenakan pasca munculnya kasus ini," kata Ato.
Diselesaikan secara Kekeluargaan
Kekerasan terhadap sejumlah santriwati oleh oknum pengajar di Tasikmalaya memasuki babak baru.
Pihak pesantren dan keluarga akan menggelar islah atau menyelesaikan secara kekeluargaan.
Baca: Direktur TKN: Jokowi Memiliki Karakter Santri Sejati
"Pihak ponpes akan memperbaiki diri. Sudah ada titik temu dari pihak pondok. Kami sudah komunikasi dengan pihak korban," kata ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID), Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, Senin (22/4/2019).
"Insya Allah dalam waktu dekat kami akan fasilitasi islah antara keluarga korban dan oknum ustaz yang bersangkutan," katanya.
Yang dituntut keluarga korban bukan lembaganya, tapi orangnya, dalam hal ini oknum ustaz yang melakukan pemukulan.
"Kami sudah dialog, dia mengakui tindakannya. Itu kekhilafan karena posisi ustaz yang bersangkutan masih muda (25 tahun). Ini semata-mata terjadi di luar aturan," kata Ato.
Sebelumnya, sejumlah santriwati di sebuah pesantren di wilayah Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya diduga menjadi korban kekerasan oknum pengajarnya.
Sejauh ini KPAID Kabupaten Tasikmalaya telah menerima aduan dari empatorang tua santri yang menjadi korban.
"Hari ini ada 3 keluarga melaporkan ada yang dari Kabupaten Tasikmalaya, Karawang, Cianjur, sebelumnya pada hari Kamis ada pengaduan dari warga Kota Tasikmalaya," kata Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto, Sabtu (20/4/2019).
"Dugaan sementara seluruh korban ada 9 anak, kami menerima hari ini dan kemarin ada 4, informasinya hari ini akan juga yang mengadu warga Bandung dengan kasus yang sama," ucapnya.