Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menilik Karya Naif Perupa Muda UNS di Bentara Budaya Solo dalam Pameran 'Orak-Arik'

Simak karya naif perupa muda UNS di Bentara Buda Solo dalam pameran bertajuk 'Orak-Arik'

Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Menilik Karya Naif Perupa Muda UNS di Bentara Budaya Solo dalam Pameran 'Orak-Arik'
Dionisius Krisnambudi
Karya visual perupa muda UNS dalam Pameran 'Orak-Arik' 

Pria asal Boyolali yang aktif dalam kegiatan Seni Rupa ini berharap karyanya dapat dinikmati dan dikenal masyarakat luas.

Baca: Pameran Orak-Arik di Bentara Budaya Solo, Imajinasi Liar Perupa Muda dari UNS

Tak jauh beda dengan Hermawan, Andri Wijaya dan Lahir Setyabudi juga mengangkat konsep karya dari keluarga.

Andri Wijaya mengangkat konsep dalam karyanya yang terinspirasi dari lingkungan keluarga, terutama bapak.

Berkecimpung dalam usaha tekstil dan melihat sisa kain yang tidak digunakan, membuat Andri ingin mengeksplor kain ke dalam proses penciptaan karyanya.

"Sesuatu yang remeh temeh dapat menghasilkan sesuatu," ungkapnya.

Sedangkan Lahir terinspirasi dari sosok ibuknya.

Dalam penjelasan Lahir, ibu merupakan wanita yang paling dekat dan paling berpengaruh dalam hidupnya.

BERITA TERKAIT

Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada ibunya melalui sebuah karya visual yang ditransformasikan ke sebidang kanvas.

Karya-karya perupa muda UNS dalam Pameran 'Orak-Arik'
Karya-karya perupa muda UNS dalam Pameran 'Orak-Arik' (Dionisius Krisnambudi)

Sementara perupa muda lainnya, Amri Faqihudin, mengungkapkan konsep karyanya timbul dari hasil pengamatan di sekitarnya dan apa yang dirasakan dalam dirinya sendiri.

"Ya, saya berangkat dari lingkungan sekitar, ungkapan keluh kesah diri sendiri, dan tentang cinta," ungkapnya.

Beda halnya dengan yang telah dijelaskan, Dionisius menciptakan karya berdasarkan intuisi perasaan.

Semua digerakkan secara spontinitas berdasarkan perasaan saat itu. Hal tersebut tergambar dalam karyanya yang cenderung menggunakan warna-warna cerah yang dapat mengalihkan pandangan.

Terlepas dari itu semua, pria kelahiran Padang ini tetap mementikan estetika dari sebuah karya seni rupa.

"Pengerjaannya ya mengalir dengan perasaan, secara estetika, nyaman dilihat,dan enjoy ketika membuat karya," tuturnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas