Akses Terputus Sampai Padamnya Listrik Jadi Kendala Penanganan Banjir dan Longsor Bengkulu
Tidak hanya itu, pendistribusian logistik terhambat karena akses jalan banyak yang terputus karena banjir dan longsor.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan sejumlah kendala yang ditemui personel gabungan dalam menangani banjir san longsor si Bengkulu.
Sejumlah kendala tersebut antara lain terputusnya akses ke lokasi sampai padamnya aliran listrik.
Hal itu disampaikan Sutopo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribunnews.com pada Minggu (28/4/2019).
"Kendala yang dihadapi dalam penanganan darurat saat ini adalah sulitnya untuk menjangkau ke lokasi titik-titik banjir dan longsor dikarenakan seluruh akses ke lokasi kejadian terputus total. Koordinasi dan komunikasi ke Kabupaten/ Kota cukup sulit dilakukan karena aliran listrik banyak yang terputus," kata Sutopo.
Baca: Dipanggil Wakil Presiden Oleh Rais Aam PBNU, Ini Jawaban Kiai Maruf Amin
Baca: Warga Sering Merinding Saat Lewat di Lokasi Mutilasi Guru Honorer, Ini Fakta-faktanya
Tidak hanya itu, pendistribusian logistik terhambat karena akses jalan banyak yang terputus karena banjir dan longsor.
Ia menjelaskan, jumlah titik lokasi bencana banjir dan longsor sangat banyak dan jarak antar titik banjir dan longsor berjauhan, sehingga menyulitkan untuk mencapai semua lokasi.
"Terbatasnya dana atau anggaran yang memadai juga menyulitkan operasional penanganan bencana," kata Sutopo.
Ia menjelaskan, sejumlah kebutuhan mendesak saat ini antara lain tenda pengungsian, perahu karet, selimut, makanan siap saji, air bersih, family kid, peralatan bayi, lampu emergency, peralatan rumah tangga untuk membersihkan lumpur dan lingkungan, sanitasi, dan jembatan baley.
Baca: Tim Sukses Depresi Ditagih Sang Caleg Karena Hanya Dapat 567 Suara, Ini Kisahnya
Baca: Jokowi di Ambang Rekor, Jika Menang Lagi Maka Jadi Jawara 5 Kali Pemilu
"BPBD masih melakukan pendataan dampak bencana dan penanganan bencana. Masyarakat dihimbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaan mengingat potensi hujan berintensitas tinggi masih dapat berpotensi terjadi di wilayah Indonesia," kata Sutopo.
Berdasarkan catatan BNPB hingga Minggu (28/4/2019) pukul 19.00 WIB, 17 orang meninggal dunia, sembilan orang hilang, dua orang luka berat dan dua orang luka ringan.
Sebaran dari 17 orang meninggal dunia terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah 11 orang, Kota Bengkulu tiga orang, dan Kabupaten Kepahiang tiga orang.
Sementara itu, sebanyak 12 ribu orang mengungsi yang tersebar di banyak tempat dan 13 ribu orang terdampak bencana.
Jumlah ternak yang mati sebanyak 106 ekor sapi, 102 ekor kambing atau domba dan empat ekor kerbau.
Sedangkan kerusakan fisik meliputi 184 rumah rusak, tujuh fasilitas pendidikan dan empat pulub titik sarana prasarana infrastruktur.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.