Anggota KPPS Jombang yang Meninggal Ini Tinggalkan Istri Tengah Hamil 8 Bulan dan Dua Anak Kecil
Menurut Yuni, sebelum meninggal dunia, dalam beberapa hari bertugas menjadi KPPS, suaminya kerap masuk angin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Timur Sutono
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2019 di Jombang bernama Sunarko (37), warga Kampung Wersah, Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Jombang Kota, mengembuskan nafas terakhir setelah sehari sempat dirawat di rumah sakit, Selasa (30/4/2019).
Sunarko yang bertugas sebagai anggota KPPS pada Tempat Pemungutan Suara (TPS) 02 di kelurahannya meninggalkan dua orang anak dan istri yang sedang mengandung anak ketiganya.
Istri korban, Yuni Fanani (32) ditemui di rumahnya hanya bisa meratapi kepergian suaminya tersebut. Yuni (demikian perempuan berjilbab ini biasa disapa) mengaku syok (shock) karena kepergian suaminya begitu mendadak.
"Dia juga hanya satu malam saja dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya mengembuskan nafas terakhirya saat dalam perawatan," kata Yuni lirih, kepada Surya.co.id (grup Tribunjatim.com).
Menurut Yuni, sebelum meninggal dunia, dalam beberapa hari bertugas menjadi KPPS, suaminya kerap masuk angin.
Baca: 17 Petugas KPPS di DKI Jakarta Meninggal Dunia, 81 Orang Sakit
Puncaknya, pada Senin (29/4/2019) malam, Sunarko jatuh pingsan.
Sunarko yang pingsan kemudian dilarikan ke RSUD Jombang.
Namun takdir berkata lain. Dia meninggal beberapa jam setelah coba dirawat di rumah sakit.
"Selama bertugas di TPS memang sering masuk angin, sampai tadi malam itu dia benar-benar ngedrop dan dibawa ke rumah sakit. Namun nyawanya tak terselamatkan," ujar Yuni.
Sepanjang yang diketahuinya, selama bertugas sebagai anggota KPPS di TPS 02 Kelurahan Kepanjen, suaminya tergolong bagus kinerja.
Rajin dan tidak suka menunda pekerjaannya.
Baca: Honda Jazz Seruduk Gran Max di Tol Jombang-Mojokerto, Mobil Melintang Ludes Terbakar, Ini Akibatnya
Sunarko sendiri sehari-hari sebagai pengecer elpiji dan air mineral isi ulang.
"Mungkin kecapekan. Karena terakhir kemarin hasil, diagnosisnya hipertensi (tekanan darah) sangat tinggi, sampai pembuluh darahnya pecah," beber Yuni.