Gunung Agung Meletus, Abu Menyembur Setinggi 1000 Meter
Gunung Agung di Karangasem, Bali dilaporkan kembali mengalami erupsi, pada Selasa (30/4/2019), sekitar pukul 05.34 Wita.
Editor: Malvyandie Haryadi
"Kita dari pemerintah mengarahkan evakuasi itu adalah evakuasi mandiri yang berbasis keluarga. Kalau evakuasi berbasis keluarga biasanya tempat menampung adalah di rumah, tidak di tenda sehingga mereka bisa nyaman tinggal, baik tempat tinggalnya, fasilitasnya maupun pemenuhan kebutuhan dasarnya," imbuhnya.
Namun, kata dia, dalam proses evakuasi tidak dilakukan pemaksaan.
Pertimbangan utama yang diberikan BPBD adalah terkait aksesibilitas.
Masyarakat akan diberi pilihan apakah ingin tinggal di posko pengungsian ataukah tinggal di rumah keluarga masing-masing.
Pertimbangan mengungsi ke keluarga terdekat biasanya karena jaraknya yang jauh sehingga kebanyakan memilih menempati tenda pengungsi.
Rentin menambahkan, dalam masa tanggap darurat, kepala desa sebagai pemerintah terbawah memegang peranan penting dalam mengarahkan masyarakat ketika sudah berada dalam pos pengungsian terkait apa yang menjadi kebutuhan dari pengungsi kemudian dikoordinasikan dengan BPBD setempat.
Kenapa evakuasi per desa?
Karena hubungan kekerabatan masyarakat yang berada dalam satu kompleks administrasi desa memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat.
"Oleh karena itu ketika mereka berpindah dari desa yang dinyatakan berbahaya sedapat mungkin mereka dikumpulkan dalam satu rumpun di tenda. Disamping itu, juga lebih memudahkan dalam komunikasi, dan dimudahkan dalam memberikan pelayanan keadministrasian," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Pentingnya Evakuasi Mandiri, BPBD Siapkan Peta Rencana Evakuasi di 28 Desa Sekitar Gunung Agung
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.