Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Riwayat Sugeng, Pelaku Mutilasi di Pasar Besar Malang, Dikenal Kreatif dan Akrab dengan Anak-anak

Riwayat Sugeng, pelaku mutilasi di Pasar Besar Malang, dikenal kreatif dan akrab dengan anak kecil.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
zoom-in Riwayat Sugeng, Pelaku Mutilasi di Pasar Besar Malang, Dikenal Kreatif dan Akrab dengan Anak-anak
Polres Malang Kota
Riwayat Sugeng, pelaku mutilasi di Pasar Besar Malang, dikenal kreatif dan akrab dengan anak kecil. 

Riwayat Sugeng, pelaku mutilasi di Pasar Besar Malang, dikenal kreatif dan akrab dengan anak kecil.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut riwayat Sugeng (49), pelaku mutilasi di Pasar Besar Malang, dulunya dikenal kreatif dan pernah masuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Pelaku mutilasi di Malang, Sugeng, ditangkap Tim K-9 pada Rabu (15/5/2019) sekitar pukul 15.30 WIB di jalan RE Martadinata, tak jauh dari lokasi kejadian, setelah anjing pelacak melakukan penyisiran.

Sejak awal menjalani pemeriksaan, Sugeng konsisten mengatakan ia tidak membunuh korban

Pengakuan Sugeng itu dipertegas dengan adanya pengumuman dari Polda Jatim pada Kamis (16/5/2019).

Baca: Sugeng Terbukti Tak Membunuh Korban Mutilasi di Pasar Besar Malang, Ini Penyebab Kematiannya

Berdasarkan hasil autopsi, wanita yang tubuhnya ditemukan terpotong menjadi enam bagian bukanlah korban pembunuhan.

Melainkan meninggal karena menderita penyakit akut yang menyerang organ paru-parunya.

BERITA REKOMENDASI

“Untuk sementara korban meninggal karena sakit paru-paru akut yang ini dibuktikan dengan hasil doktoral forensik,” jelas Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangerasaat ditemui awakmedia di ruangnnya, Kamis (16/5/2019), seperti dikutip Tribunnews dari Surya Malang.

Sugeng yang kini tunawisma dulunya merupakan warga Jodipan Wetan gang III Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Namun, ia diusir dari kampung karena kerap membuat keributan di wilayah tempat tinggalnya.

Dirangkum dari Surya Malang, berikut riwayat Sugeng, pelaku mutilasi di Malang :

1. Dikenal kreatif dan pintar menjahit

Sugeng, terduga pelaku mutilasi di Kota Malang, sesaat setelah ditangkap anggota polisi, Rabu (15/5/2019).
Sugeng, terduga pelaku mutilasi di Kota Malang, sesaat setelah ditangkap anggota polisi, Rabu (15/5/2019). (Polres Malang Kota)

Seorang warga Jodipan yang namanya tidak mau disebutkan, mengungkapkan Sugeng dulunya adalah seorang penjahit.

Namun, Sugeng menjadi pengangguran setelah berhenti menjadi penjahit.

Meski begitu, ia dikenal sebagai sosok yang kreatif karena suka menulis dan membuat kliping dari koran bekas.

Baca: Sosok Sugeng, Terduga Pelaku Mutilasi di Pasar Besar Malang, Dikenal Negatif dan Pernah Aniaya Istri

"Dulu dia pintar jahit. Terus suka bikin klipingan dari koran bekas juga," ucapnya pada Kamis (16/5/2019).

2. Akrab dengan anak-anak

Meski mengalami gangguan jiwa, Sugeng dikenal akrab dengan anak-anak.

Muhammad Luthfi (46), Ketua RW 06 Jodipan, menyebutkan Sugeng sering berinteraksi dengan anak-anak kecil.

Pria berusia 49 tahun ini juga suka menyapa anak-anak.

Menurut Luthfi, tidak ada anak-anak di Jodipan yang takut dengan Sugeng karena kerap diajak bercanda.

3. Menjadi tunawisma

Muhammad Luthfi, Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan saat menunjukkan tempat tidur Sugeng di sebuah rumah kosong yang terletak di Jalan Jodipan Wetan Gang Ill, Blimbing Kota Malang.
Muhammad Luthfi, Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan saat menunjukkan tempat tidur Sugeng di sebuah rumah kosong yang terletak di Jalan Jodipan Wetan Gang Ill, Blimbing Kota Malang. (SURYAMALANG/Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah)

Sugeng yang dulu merupakan warga Jodipan Wetan gang III, pergi dari kampungnya setelah rumah milik sang ayah dibeli.

"Sekitar 7-8 tahun lalu, rumahnya Sugeng dibeli ayah saya."

"Saya juga tidak tahu, kenapa rumah itu sampai dibeli."

Baca: Terungkap Bagaimana Cara Sugeng Tato Telapak Kaki Korban Mutilasi di Malang, Pakai Jarum & Palu

"Setelah itu, keluarga Sugeng entah tinggal di mana," kata Muhammad Luthfi, Ketua RW 06 Jodipan, Kamis (16/5/2019).

Sejak itu, Sugeng jarang terlihat ada di Jodipan, ia sering berada di pinggir jalan.

Tepatnya di daerah jalan Gatot Subroto hingga sekitar Pasar Besar Malang.

Namun, Sugeng kembali lagi ke Jodipan sekitar lima bulan ini dan kerap tidur di samping sebuah rumah kosong.

4. Pernah masuk RSJ Lawang

Tetangga Sugeng, Narko (51), menjelaskan dulunya Sugeng pernah masuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang.

Narko mengetahui hal tersebut saat melaporkan Sugeng karena hampir membakar rumahnya pada 2011 lalu.

Petugas kepolisian enggan menangkap Sugeng karena pernah masuk RSJ Lawang.

"Sugeng ini kalau berbicara sama orang normal modelnya seperti orang gila."

"Tapi, kalau pihak Rumah Sakit Jiwa yang mengajak berbicara dia kayak orang normal."

Baca: Pelaku Mutilasi di Malang, Sugeng, Bisa Lepas dari Jerat Hukum, Begini Alasan Polisi

"Itu yang membuat RSJ tidak membawanya," terang Narko, Kamis (16/5/2019).

5. Suka menulis

Muhammad Luthfi, Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan saat menunjukkan tulisan Sugeng yang terdapat di sebuah rumah kosong yang terletak di Jalan Jodipan Wetan Gang Ill, Blimbing Kota Malang. Kamis (16/5).
Muhammad Luthfi, Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan saat menunjukkan tulisan Sugeng yang terdapat di sebuah rumah kosong yang terletak di Jalan Jodipan Wetan Gang Ill, Blimbing Kota Malang. Kamis (16/5). (SURYAMALANG/Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah)

Sugeng tak hanya meninggalkan tulisan di Pasar Besar Malang, namun juga di dinding sebuah rumah kosong di Jodipan yang kini ia jadikan sebagai tempat tidur.

Muhammad Luthfi, Ketua RW 06 Jodipan, mengatakan ia sudah menduga jika pelaku mutilasi di Pasar Besar Malang adalah Sugeng setelah melihat font dari pesan yang ditulis.

"Saya sudah menduga kalau pelakunya itu Sugeng."

"Karena setiap hari kalau saya ke masjid pasti melewati rumah yang ditinggali Sugeng. Jadi saya tahu persis," ujarnya.

Sugeng sendiri diketahui menulis sebanyak dua pesan di dinding rumah kosong yang dijadikannya sebagai tempat tidur.

Sejumlah tulisan itu bertuliskan, "Dendam sang arwah, Sugeng Angga Santoso".

Juga, "Melalui para utusan Allah SWT besok kalau aku mati, pembalasannya lebih kejam".

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas