BMKG Jelaskan Analisa Gempa yang Terjadi di Pangandaran Pagi ini
Menurut BMKG, gempa yang mengguncang Pangandaran akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.
Editor: Whiesa Daniswara
Pria kelahiran Semarang itu juga mengatakan bahwa hingga pukul 09.25 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan kekuatan kecil.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tegasnya.
Baca: Gempa Hari Ini: BMKG Catat Gempa M 3.4 Guncang Lombok Utara Rabu Sore, Berpusat di Darat
Baca: Terjebak di Warnet Saat Nonton Bola Ketika Gempa Palu, Bocah Ini Bisa Temui Idolanya di Inggris
Sebagai informasi, wilayah selatan Cilacap-Pangandaran merupakan kawasan seismik aktif dan berpotensi terjadi gempa kuat.
"Berdasarkan catatan gempa pada katalog gempa BMKG, sejak tahun 1940 di zona ini sudah terjadi gempa kuat sebanyak 6 kali gempa kuat, yaitu pada 21 Maret 1940 (M 6.3), 7 September 1974 (M 6.5), 24 Juli 1979 (M 6.9), Tsunami merusak 17 Juli 2006 (M 7.7), 3 Maret 2011 (M 6.7), dan 13 juni 2013 (M 6,7)," tutur Daryono.
"Dengan memperhatikan tingginya potensi dan aktivitas kegempaan di wilayah ini maka penting untuk terus menggalakkan upaya mitigasi gempabumi dan tsunami," pungkasnya.
(Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gempa Hari Ini: M 5,9 Pangandaran Terasa Hingga Solo, Begini Analisisnya