Komponen Impor Berkurang Semakin Berdampak Positif di Neraca Perdagangan Indonesia kata Soetrisno
Kota Solo diakui Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Soetrisno Bachir sudah cukup berkembang dari daerah sentra industri kecil menengah
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Kota Solo diakui Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Soetrisno Bachir sudah cukup berkembang dari daerah sentra industri kecil menengah menjadi kota jasa dalam 15 tahun terakhir.
Seperti diketahui, penguatan perekonomian daerah menjadi penting untuk memacu perekonomian nasional. Perekonomian daerah yang kuat akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Soetrisno Bachir merujuk kepada Kota Solo yang punya peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah dan nasional.
“Kepemimpinan Pak Joko Widodo di Solo selama hampir 2 periode, turut memberikan warna baru ekonomi lokal di Solo yang bisa dicontoh di daerah-daerah lain,” ungkap Soetrisno Bachir usai berbicara diacara dialog yang digelar di Graha Saba Buana, Solo, Sabtu (25/5/2019).
Dikatakan Soetrisno Bachir, perkembangan sektor jasa di Solo itu bisa dilihat dari kegiatan tahunan yang sudah dikenal secara nasional maupun internasional. Beberapa kegiatan itu antara lain “Solo Batik Carnival”, “Solo International Performing Arts”, “Solo Batik Fashion”, “Semarak Budaya Indonesia”, dan lain sebagainya.
Kegiatan tahunan ini, kata Soetrisno Bachir, telah menjadi ikon yang mendorong perkembangan sektor pariwisata dan industri Mice, Incentive, Convention dan Exhibiton (MICE).
Dan sektor jasa tersebut secara tidak langsung turut mendorong perkembangan industri kecil di Solo yang memang sudah ada selama ini seperti batik, kerajinan, tekstil, industri kayu dan furniture serta industri makanan olahan.
Juga memacu usaha kecil menengah bidang kuliner seperti restoran, warung, kafe dan lain sebagainya. Penguatan ekonomi lokal Solo itu, lanjut SB, akan turut menarik devisa baik di sektor pariwisata maupun dari hasil ekspor industri kecil menengah.
“Jika rantai produksi industri kecil menengah diperkuat, ketergantungan kepada komponen impor berkurang, tentu akan semakin berdampak positif di neraca perdagangan Indonesia,” jelas Soetrisno Bachir.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.