Perkumpulan Pengusaha Malioboro Ahmad Yani Tolak Wacana Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor
Perkumpulan Pengusaha Malioboro Ahmad Yani (PPMAY) menolak rencana Pemda DIY yang akan memberlakukan kawasan Malioboro bebas dari kendaraan bermotor.
Editor: Dewi Agustina
Hal ini lantaran dengan konsep semi pedestrian di Malioboro kendaraan berbadan besar perlu pengaturan lebih detail.
Rencana pengalihan ini sebelumnya adalah untuk jalan masuk ke Malioboro nantinya masih sama dari arah Kota Baru langsung menuju ke arah jalan Abu Bakar Ali.
Lalu masuk ke Pasar Kembang menuju ke selatan hingga pertigaan PKU Muhammadiyah lalu ke kiri dan memutar ke Jalan Mataram.
Perubahan arah yang dimaksud di antaranya adalah jalan Bhayangkara menuju simpang tiga PKU Muhammadiyah akan dibuat searah ke selatan.
Sementara, untuk divider jalan di Jalan Bhayangkara atau dekat Patuk dan jalan KS Tubun akan diubah atau dihilangkan.
Jalan Mataram juga akan diubah menjadi searah ke utara dari sebelumnya dua arah. Untuk kawasan ini juga akan ada pergeseran lampu APILL.
Pergeseran ini dilakukan agar lebih mempermudah kendaraan untuk masuk ke simpang Abu Bakar Ali.
Beberapa hal yang akan digeser dan dihilangkan, di antaranya adalah penggeseran tiang listrik dan tiang telepon utamanya di kawasan pertigaan PKU Muhammadiyah.
Sebeb akan mengganggu arus lalu lintas di kawasan tersebut.
"Khusus untuk jalan Mataram kalau mau searah harus menghilangkan dividernya. Apakah konsep sama dengan rencana tahun lalu, masih akan dibahas lagi," urainya.
Paryadi (28), salah satu kusir andong di kawasan Malioboro yang mengharapkan pengalihan arus lalu lintas ini bisa menambah ketertiban di kawasan tersebut.
Apalagi, jika benar diterapkan kebijakan ini akan memudahkan pejalan kaki dan kendaraan tak bermesin.
"Saya senang dengan kebijakan ini dan ini langkah pemerintah untuk menyelamatkan pejalan kaki dan lalu lintas tidak semrawut," ujar warga Pundong, Bantul ini.
Joko Pranoto, salah satu tukang becak menyambut baik rencana pemerintah untuk menata Malioboro.
Termasuk rencana uji coba pengalihan arus lalu lintas ini bisa menjadi peluang untuk becak kayuh dan andong.
Menurut Joko, selama ini becak kayuh dan andong memang kalah dengan transportasi lain yang menggunakan mesin.
Banyak wisatawan yang lebih memilih kendaraan bermesin daripada menumpang becak kayuh di sepanjang Malioboro.
"Harapannya, (pengalihan lalu lintas) lebih menguntungkan becak kayuh dan andong," kata Joko.
Saat ini, dia tidak memungkiri pesaing ini berasal dari ojek online, becak motor hingga taksi online.
Namun, dengan adanya kebijakan tersebut, maka diharapkan semakin memperbaiki perekonomian mereka. (TRIBUNJOGJA.COM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Pengusaha Tolak Wacana Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor