Barang Bukti yang Diamankan Hingga Kronologi Penangkapan 81 Terduga Pembakar Puluhan Rumah di Buton
Pertikaian antarkampung disertai pembakaran puluhan rumah di sebuah desa di Buton, Sulawesi Tenggara telah menemukan titik terang
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
![Barang Bukti yang Diamankan Hingga Kronologi Penangkapan 81 Terduga Pembakar Puluhan Rumah di Buton](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kitar-87-rumah-warga-de.jpg)
Sementara 1 regu Satuan Lantas dan BKO Brimob disiagakan di titik kumpul serta masing-masing driver disiagakan untuk melakukan evakuasi.
Selain itu, 1 regu BKO Brimob yang dipimpin AKP Akhmad Fatarum bersiaga di pintu masuk lokasi Kalase Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina, Buton.
Jenderal bintang satu itu mengungkap pihaknya kemudian menangkap total 81 orang terduga pelaku sekira pukul 07.46 WITA.
Dari situ kepolisian juga menyita sejumlah barang bukti berupa parang, tombak, pisau, badik, hingga busur.
"Tim berhasil mengamankan sekelompok masyarakat, khususnya laki-laki, beserta barang bukti berupa parang, tombak, pisau, badik, dan busur yang disimpan di sekitar rumah penduduk.
Selanjutnya tim melakukan penyisiran di Desa Sampuabalo," ucapnya.
![Penangkapan terduga pelaku bentrok](http://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/penangkapan-terduga-pelaku-bentrok.jpg)
"Pukul 09.26 WITA, proses penangkapan telah selesai dilaksanakan. Seluruh masyarakat yang diamankan tidak melakukan perlawanan, sehingga memudahkan proses penangkapan," tukas mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu.
Sebelumnya diberitakan, Mabes Polri mengungkap kronologi bagaimana mulanya pecah bentrok antar warga desa di Buton, Sulawesi Tenggara.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan masalah dimulai dari konvoi sepeda motor yang dilakukan oleh para pemuda Desa Sampuabalo melewati Desa Gunung Jaya, Selasa (4/6) sekira pukul 21.00 WIB.
"Hal itu membuat masyarakat disana resah, kemudian situasi tersebut ternyata sebagai salah satu pemicu," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2019).
Sehari berselang pasca konvoi motor, seorang pemuda dari Desa Sampuabalo akan melakukan silaturami ke rumah saudaranya dengan melewati Desa Gunung Jaya sekira pukul 13.00 WIB.
Baca: Rayakan Lebaran, Lucinta Luna Sungkem dengan Calon Suami dan Foto Bareng Keluarga
Namun, saat melewati desa itu, pemuda tersebut dipanah dengan busur dari besi oleh pemuda dari Desa Gunung Jaya.
Akibatnya, pemuda Sampuabalo terkena dan terluka di bagian dada sebelah kiri. Kemudian melaporlah dirinya kepada masyarakat desanya yang kemudian melakukan penyerangan kepada Desa Gunung Jaya.
Baca: Pikiran dan Hatinya Kalut di Penjara, Bagaimana Kriss Hatta Menghibur Dirinya?
Sebanyak 100 lebih warga Desa Sampuabalo menyerang sekira pukul 14.00 WIB. Adapun 50 rumah di Desa Gunung Jaya dibakar beserta satu unit mobil dan satu unit sepeda motor.
"Aparat kepolisian dan TNI berusaha untuk meredam, melokalisir agar kejadian tersebut tidak meluas," ucap mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu.
Akan tetapi, warga Desa Gunung Jaya melakukan serangan balik pada Kamis (6/6/2019), dengan melibatkan kelompok etnis tertentu. Akibat serangan balik ini, dua orang meninggal dan beberapa lainnya luka-luka.