Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lokalisasi Sunan Kuning Semarang akan Ditutup Agustus 2019, Para WPS dan Pemilik Wisma Keberatan

Sejumlah wanita pekerja seks (WPS) pun menyayangkan rencana penutupan bisnis prostitusi yang telah berjalan puluhan tahun.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Lokalisasi Sunan Kuning Semarang akan Ditutup Agustus 2019, Para WPS dan Pemilik Wisma Keberatan
Tribun Jateng /Hermawan Handaka
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto saat melakukan sosialisasi rencana penutupan Resos Argorejo Kawasan Sunan Kuning di Balai RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kulon Kota Semarang bersama sejumlah PSK dan penghuni Sunan Kuning, Selasa (18/6). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

"Memang ada tabungan, tapi kami kan ingin beli rumah, membiayai anak-anak. Kalau ditutup tidak semudah dan segampang itu dengan diberi uang," paparnya.

WPS asal Wonogiri, Eni (30) meminta, Pemkot tidak menutup secara spontan namun harus perlahan dengan melakukan pengurangan anak asuh sedikit demi sedikit.

Isu penutupan memang sudah lama namun baru kali ini Pemkot memberikan gebrakan yang cukup mengagetkan dia dan para WPS yang ada di Sunan Kuning.

"Kalau langsung semuanya tutup tidak bisa, kasihan lah. Kalau hanya diberi pesangon Rp 5 juta buat apa? Saya siap berhenti kalau Pemkot memberi kios untuk usaha saya," tandasnya.

Diakui Eni, sebenarnya ingin meninggalkan pekerjaan tersebut, namun himpitan ekonomi yang membuatnya terjun ke dunia prostitusi.

Untuk mencari pekerjaan lain pun dia merasa kesulitan lantaran hanya berpendidikan sekolah dasar saja.

"Saya dulu di Gbl (Gambilangu) empat bulan terus ketahuan keluarga akhirnya pulang kerja disana.

Berita Rekomendasi

Tapi, anak saya semakin besar dan butuh biaya banyak, penghasilan saya tidak cukup, akhirnya saya kesini," paparnya.

Bekerja sebagai seorang WPS, dalam semalam dia biasanya melayani lima hingga enam tamu. Jika sedang ramai, dia bisa melayani hingga delapan hingga lima belas tamu.

Adapun dalam sebulan, Eni bisa mengantongi sekitar Rp 7 juta. Uang yang dihasilkan tersebut untuk menghidupi dua anaknya yang masih berada di bangku sekolah.

Penutupan Lokalisasi Sunan Kuning ternyata tidak hanya disayangkan oleh para WPS.

Pemilik wisma juga merasa keberatan dengan hal tersebut.

Pemilik Wisma Maharani, Rohmat mengaku, sangat berat jika lokalisasi ini ditutup.

Dia berharap, Pemkot juga memikirkan nasib para pemilik wisma.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas