Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lima Kecamatan di Gunungkidul Telah Ajukan Permintaan Droping Air

Untuk kecamatan seperti Wonosari, Karangmojo tidak mengajukan droping air karena sudah terkover oleh PDAM

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Lima Kecamatan di Gunungkidul Telah Ajukan Permintaan Droping Air
Wartakota
Ilustrasi kekeringan 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL -  Sudah lima kecamatan di Gunungkidul yang mengajukan permintaan droping secara resmi ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

BPBD mencatat sebanyak 15 Kecamatan berpotensi terdampak kekeringan pada musim kemarau 2019 ini.

Kepala Pelaksana BPBD, Gunungkidul Edy Basuki mengatakan kelima kecamatan yang telah mengajukan droping air secara resmi atau tertulis adalah Kecamatan Girisubo, Rongkop, Tepus, Paliyan, dan Panggang.

"Untuk kecamatan seperti Wonosari, Karangmojo saya rasa tidak mengajukan droping air karena sudah terkover oleh PDAM. Walaupun yang terancam adalah skalanya Kecamatan tetapi tidak seluruh kecamatan yang terdampak kekeringan, bisa saja hanya satu atau dusun saja," ucapnya, saat dihubungi Tribunjogja.com, Jumat (21/6/2019).

Ia menyampaikan saat rapat terakhir dengan kecamatan 10 kecamatan baru sebatas pengajuan lisan belum tertulis kepada BPBD Gunungkidul.

"Pengajuan resmi dengan cara pengajuan tertulis, nantinya dari laporan tersebut akan dilaporkan ke pimpinan, Perkiraan puncak musim kemarau pada bula Agustus dan September, kita melihat luasan yang nanti terdampak dan panjangnya musim kemarau jika untuk penanganan lebih lanjut," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Edy mengatakan untuk penanganan kekeringan jangka panjang PDAM perlu memperluas cakupan jaringan, selain itu juga mengembangkan sumber-sumber air dengan cara membangun Spamdes dan Spamdus di masyarakat.

Baca: 15 Kecamatan di Gunungkidul Sudah Mulai Terdampak Kekeringan, Butuh Droping Air Bersih

"Kita akui daerah-daerah yang tidak memiliki spamdes dan spamdus kendalanya kan hanya cakupan PDAM dan juga kalau itu sudah kering masyarakat harus membeli air melalui tangki air atau mengajukan ke kami untuk droping air," ujarnya.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan memang sulit untuk mengangkat sumber air tanah dan disalrukan kemasyarakat hal tersebut membutuhkan waktu.

"Kita sulit untuk mengalirkan air, kita bisanya membantu pamdes yang ada sumber2-sumber air di desanya untuk membuat jaringan sendiri, kita bantu mereka untuk mengalirkan air ke rumah-rumah masyarakat," ungkapnya.

Sambung Sultan untuk mengatasi kekeringan jangka panjang masih perlu mencari sumber mata air lagi untuk dapat mencukupi kebutuhan air seluruh Kabupaten Gunungkidul.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas