Susi Air Layani Rute Banda Aceh-Kutacane Setiap Rabu, Harga Tiket Rp 455.000
Maskapai penerbangan Susi Air sejak April lalu telah melayani penerbangan perintis untuk rute Banda Aceh-Kutacane maupun sebaliknya setiap hari Rabu.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, KUTACANE - Maskapai penerbangan Susi Air sejak April lalu telah melayani penerbangan perintis untuk rute Banda Aceh-Kutacane (Aceh Tenggara) maupun sebaliknya.
Namun penerbangan tersebut hanya dijadwalkan satu kali dalam seminggu, yakni pada hari Rabu.
"Penerbangan ini telah dimulai sejak 22 April 2019, rute Banda Aceh-Kutacane dan sebaliknya, dengan jarak tempuh sekitar 1 jam 20 menit," kata staf pengamanan penerbangan Bandara Alas Leuser Kutacane, Resjon, kepada Serambi, Rabu (26/6/2019).
Rute perintis ini disubsidi melalui APBN karena pengelolaan Bandara Alas Leuser Kutacane telah diambil alih oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sejak akhir 2017 lalu.
Harga tiket yang ditetapkan sebesar Rp 455.000 per seat dari Banda Aceh ke Kutacane dan Rp 435.000 dari Kutacane ke Banda Aceh.
Pesawat yang digunakan jenis Cessna 208B Grand Caravan dengan kapasitas 11-12 penumpang, termasuk balita.
Baca: Penyidik Polda Jabar Dalami Peran Dua Pimpinan Ormas Diduga Terkait Aksi 22 Mei
"Jadwal penerbangannya satu kali dalam seminggu, yaitu hari Rabu jam 10.00 WIB (dari Agara)," kata Resjon.
Sebelumnya, Bandara Alas Leuser Kutacane diserahkan ke Kemenhub karena Pemkab Agara tak mampu mengelolanya.
Bandara ini memiliki luas lahan lebih dari 30 hektare, panjang runway 1.620 meter dengan lebar rata rata 23 sampai 27 meter.
Bupati Agara ketika itu, Hasanuddin, saat menerima kunjungan Kemenhub, Ignasius Djohan, pada Februari 2016 mengatakan, aset bandara saat diserahkan ke Kemenhub mencapai Rp 70 miliar.
"Kami sadar ketidakmampuan kami untuk mengelola bandara, maka atas seizin bapak menteri waktu itu kami serahkan kepada Kementerian Perhubungan," kata Hasanuddin.
Menhub Ignasius Jonan berjanji bakal mengubah wajah Bandara Alas Leuser berskala internasional.
Menurutnya, bandara tersebut sangat layak dijadikan bandara berskala international atau hingga bisa didarati minimal pesawat jenis ATR 72, dan pesawat kargo seperti Hercules C170.
"Pada 2016, saya berjanji akan mengubah wajah bandara lebih modern lagi. Memang dibutuhkan biaya untuk pembenahan yang tidak sedikit jumlahnya, minimal sekitar Rp 100 miliar," katanya.