Sempat Tertunda 8 Bulan, Anggota DPRK Aceh Tenggara Akhirnya Dieksekusi 11 Kali Cambukan
Anggota DPRK Agara dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Timbul Hasudungan Samosir akhirnya dicambuk setelah sempat tertunda.
Editor: Dewi Agustina
Sedangkan Suandi seharusnya mendapat 31 kali cambukan. Tetapi baru empat kali sabetan, ia merintih kesakitan dan pada cambukan ke tujuh ia terjatuh.
Setelah diperiksa oleh tim medis, proses cambuk kemudian dihentikan.
Menurut Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Agara, Fithrah SH, Suandi akan menjalani sisa hukuman cambuknya sebanyak 23 kali lagi pada saat digelar aqubat cambuk berikutnya.
Ia juga menerangkan bahwa ada lima orang yang dieksekusi. Namun, dua orang tidak hadir.
Baca: Mertua Mindo Tampubolon: Sampai Mati pun Kami Tetap Yakin Mindo Bukan Pembunuh Istrinya
Satu pelaku khalwat yang juga berstatus PNS di Puskesmas Kutambaru dan satu lagi pasangan laki-lakinya.
Eksekusi cambuk itu juga dihadiri Kapolres Agara, AKBP Rahmad Hardeny Yanto Ekosahputro SIK, ulama, dan pihak terkait lainnya.
Eksekusi cambuk terhadap Anggota DPRK Aceh Tenggara (Agara), Timbul Hasudungan Samosir, sebenarnya sudah beberapa kali diagendakan.
Ia ditangkap pada 7 April 2018 lalu dan divonis bersalah. Atas dasar permintaannya sendiri yang memilih hukuman cambuk.
Namun pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Agara belum bisa memastikan kapan eksekusi itu bisa terlaksana tergantung kesiapan anggaran dari Satpol PP dan WH.
Hal ini memicu keprihatinan masyarakat yang kemudian berinisiatif menggelar gerakan Kumpul Koin Peduli Syariat Islam.
Baru pada November 2018 didapat kepastian tentang jadwal eksekusi tersebut, yang ditetapkan pada 9 November 2018.
Tetapi sayangnya batal terlaksana karena yang bersangkutan sedang di luar kota menjenguk anggota keluarganya yang meninggal di Samosir, Sumatera Utara.
Eksekusi dijadwal ulang pada 16 November 2018, juga gagal, dan selanjutnya dijadwalkan lagi pada 7 Desember 2018, dan lagi-lagi gagal.
Sejak saat itu, nyaris tak ada kabar kapan politisi PDIP ini akan dicambuk, sehingga memunculkan isu-isu miring.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kutacane bahkan menilai penegakan hukum syariat Islam di Agara terkesan tebang pilih.
Apalagi pihak Satpol PP dan WH mengaku telah siap menggelar eksekusi cambuk, dan hanya tinggal menunggu penyerahan terhukum oleh pihak Kejari.(as/**)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Oknum DPRK Agara Dicambuk