Banjir Melanda Banggai Sulteng, Seorang Meninggal Dunia dan 1.450 Kepala Keluarga Terdampak
"Satu rusak ringan dan masih bisa dilewati dan satu rusak berat sehingga tidak bisa dilewati kendaraan roda dua atau roda empat," kata Agus.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akibat intensitas curah hujan yang tinggi sejak Senin mengakibatkan banjir di wilayah hukum Polsek Toili, Banggai, Sulawesi Tengah padi Kamis (18/7/2019) pukul 05.00 WITA.
Berdasarkan laporan BPBD Sulteng, PLH Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, mengatakan banjir setinggi 30-50 cm menggenangi 10 desa di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Moilong sebanyak desa, Kecematan Toili sebanyak empat desa, dan Kecamatam Toili Barat sebanyak satu desa.
"Sebanyak 1.450 kepala keluarga terdampak. Rinciannya di Kecamatan Moilong 750 kepala keluarga. Di wilayah Kecamatan Toili 450 kepala keluarga, dan di Kecamatan Toili Barat sebanyak 250 kepala keluarga," kata Agus dalam keterangannya pada Jumat (19/7/2019).
Selain itu, Agus mengatakan, banjir itu juga mengakibatkan dua jembatan rusak.
"Satu rusak ringan dan masih bisa dilewati dan satu rusak berat sehingga tidak bisa dilewati kendaraan roda dua atau roda empat," kata Agus.
Baca: FOTO-FOTO: Dampak Banjir di Banggai: Dua Jembatan Rusak Hingga Jalanan Ambles
Ia mengatakan, kerugian material sejauh ini diperkirakan sebanyak Rp 400 juta.
"Kecamatan Moilong Rp 200 juta, Kecamatan Toili Rp 150 juta dan Kecamatan Toili Barat Rp 50 juta," kata Agus.
Agus mengatakan, Kepala BPBD Banggai menyampaikan bahwa kondisi saat ini Jumat (19/7/2019)pukul 07:00 WITA banjir sudah surut dan aktivitas sudah normal kembali.
"Korban meninggal ada satu orang atas nama Wagini (L), 29 tahun, pekerjaan tani. Alamat di Desa Bumiharjo Kecamatan Moilong Kabupaten Banggai.
Agus mengatakan, sebelumnya, pada Kamis, (18/7/2019) sekira jam 12.15 WITA ada saat itu Wagini sedang bermain bersama teman-temannya di area banjir yakni di persawahan belakang Desa Bumiharjo sambil menunggu ayam yang hanyut terbawa arus.
"Namun pada saat berenang Wagini tidak mampu menahan derasnya arus air sehingga Wagini hilang terbawa arus. Kemudian teman-teman korban bersama warga Desa mencari korban. Dan pada sekira jam 13.15 WITA korban ditemukan tidak jauh dari TKP dalam keadaan meninggal dunia," kata Agus.