Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Misteri Kematian Gadis Lulusan IPB, Pukul 20.00 Masih Kabari Ortu Pulang Naik Angkot Kosong, Takut

AN sempat mengabarkan kepada keluarganya kalau dia sedang naik angkot untuk pulang ke Cianjur, namun angkotnya kosong.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Misteri Kematian Gadis Lulusan IPB, Pukul 20.00 Masih Kabari Ortu Pulang Naik Angkot Kosong, Takut
Istimewa
Foto Amelia Semasa Hidup 

TRIBUNNEWS.COM - Kematian AN (22) alumni IPB angkatan 2015-2018 ini masih menjadi misteri.

Sebelum ditemukan Tewas di pematang sawah di Kampung Sarasa, Kelurahan Babakan, Kecamatan Cibeureum, Kota Bogor, Senin (22/7/2019), AN masih memberi kabar ke orangtuanya juga temannya.

Komunikasi terakhir dengan korban terjadi sekitar pukul 20.00 WIB.

AN sempat mengabarkan kepada keluarganya kalau dia sedang naik angkot untuk pulang ke Cianjur, namun angkotnya kosong.

"Sempat ada WA (WhatsApp) ke ibunya dan teman-temannya. Terakhir WA ke ibunya itu bilang telah dapat mobil angkot, cuma masih kosong, takut," ujar paman korban di Ruang Instalasi Jenazah RSUD R Syamsudin dikutip dari Kompas.com.

Informasi yang diterima keluarga sebelum kehilangan kontak dengan AN, posisi korban malam itu di sekitar Ciawi, Kabupaten Bogor.

Seperti diberitakan sebelumnya, AN akan pulang ke rumah setelah mendaftarkan untuk melanjutkan S1 di Universitas Djuanda.

Berita Rekomendasi

AN merupakan lulusan D3 IPB University dan hendak melanjutkan ke S1.

Namun, cita-cita AN untuk melanjutkan kuliah kandas.

Setelah dilaporkan pihak keluarga ke polisi karena belum pulang ke rumah, tubuh korban ditemukan sudah tidak bernyawa di Sukabumi.

Setelah dilakukan otopsi di rumah sakit, jenazah AN dimakamkan di kampung halamannya.

Luka Kekerasan Benda Tumpul

Hasil otopsi, dokter forensik RSUD R Syamsudin Sukabumi, Nurul Aida Fatia menjelaskan, kematian korban diperkirakan sekitar 12 hingga 18 jam sebelum diotopsi.

Perkiraan waktu itu ditarik mundur terhitung sejak dimulainya otopsi, bukan waktu ditemukan pertama kali.

"Hasil pemeriksaan luar ditemukan beberapa luka memar dan lecet, terutama di wajah dan tangan. Kalau luka memar dan luka lecet pasti akibat kekerasan tumpul," kata Nurul Aida kepada wartawan selesai melakukan otopsi, Senin (22/7/2019) malam.

Menurut dia, kekerasan tumpul yang ada di wajah dan sekitar rahang itu terkesan pada saat pemeriksaan, jenazah itu kekurangan oksigen.

Namun, dia mengatakan tidak mengetahui ada tindakan pembekapan atau tidak.

TG

Petugas membawa jenazah di ruang instalasi pemulasaran jenazah RSUD R Syamsudin, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (22/7/2019). (KOMPAS.com/BUDIYANTO)

Nurul Aida juga menuturkan hasil pemeriksaan di sekitar alat kelamin korban sejak dari tempat kejadian perkara (TKP) sudah ditemukan banyak darah.

Pihaknya pun sudah mengirimkan sampel ke laboratorium untuk pembuktiannya terkait darah yang ditemukan disekitar kemaluan korban.

Pemeriksaan laboratorium masih di rumah sakit, sekitar 2 x 24 jam.

"Tapi nanti menunggu hasil laboratorium, untuk mengetahui darah itu darah menstruasi atau bukan. Kemudian adakah kecurigaan persetubuhan," ujarnya mengutip Kompas.com.

Misteri di Ciawi

Ayah korban, Enang Supandi (52), mengatakan tak menyangka putrinya akan pergi untuk selama -lamanya secepat ini.

Ia menuturkan, terakhir AN pamit untuk berangkat ke Bogor pada Sabtu (20/7/2019) menjelang Ashar.

"Ia berangkat menjelang Asar dan pamit akan salat di masjid sekitar Panembong di mana ada angkutan umum L300 yang biasa ia naik menuju Bogor," kata Enang ditemui di rumah duka, Selasa (23/7/2019) siang.

Enang mengaku pun masih bingung saat mulai hilang kontak dengan putrinya yang saat itu mengabarkan masih di Ciawi, Bogor

"Malam Senin mengabarkan mau pulang, sempat dichat jangan pulang malam-malam, ia mengabarkan lagi makan di warteg bersama temannya, lalu sekitar pukul setengah tujuh temannya mengantar sampai ke Botani Square dari situ anak saya sempat mengabarkan lagi naik angkutan ke Ciawi," kata Enang.

Setelah dari Ciawi, kata Enang, ia kehilangan kontak dengan anaknya. Hal itu yang menjadi misteri baginya.

Ia perkirakan kehilangan kontak dengan anaknya pukul 20.00 WIB.

"Di Ciawi yang menjadi misteri bagi saya hingga saya kehilangan kontak dengannya," kata Enang.

O

Petugas membawa jenazah di ruang instalasi pemulasaran jenazah RSUD R Syamsudin, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (22/7/2019). (KOMPAS.com/BUDIYANTO) 

Hingga larut malam Enang diselimuti kecemasan, pasalnya anaknya selalu mengabari ke mana pun ia pergi.

Pagi harinya, Enang laporan ke Polres Cianjur. Langkah tersebut ia ambil karena tak kunjung mendapat kabar dari anaknya.

"Baru sampai rumah, lalu datang polisi dari Sukabumi mengkonfirmasi, katanya menemukan korban pembunuhan dilihat dari sidik jari, namanya sama dengan anak saya, saya langsung lemas," kata Enang.

Enang mengatakan, setelah lulus dari D3 IPB anaknya saat ini bekerja di pabrik Pou Yuen sambil menunggu pendaftaran program sarjana di Universitas Juanda.

Tubuh Ayah Lemas

Enang Supendi (52) ayah AN yang ditemukan tewas tak kuasa menahan duka, ketika mendengar dari pihak kepolisian Sukabumi bahwa ciri-ciri mayat yang ditemukan tewas di sawah adalah anak kandungnya.

"Seketika tubuh saya menjadi lemas, saya tak kuasa pergi ke Sukabumi, adik saya yang mengurus pergi kemarin ke Sukabumi," ujar Enang ditemui di rumah duka Gang Mulus, Kelurahan Sayang, Cianjur, Selasa (23/7/2019) dikutip dari Tribun Jabar.

Enang mengatakan, sempat melaporkan kehilangan anak ke Polres Cianjur.

Hal tersebut ia lakukan setelah kehilangan kontak chat dengan anaknya. Baru saja ia tiba setelah melapor ada polisi dari Sukabumi datang ke rumahnya menyampaikan kabar duka.

AN, lulusan D3 IPB jurusan Teknologi Industri Benih pertama kali ditemukan tanpa identitas.

AN ditemukan Senin (22/7/2019) sekitar pukul 06.30 WIB di Pinggir Sawah Jalan Sarasa Kampung Bungbulang Salaeurih RT 03/05 Kelurahan Babakan, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi.

AN pertama kali ditemukan dalam posisi kepala telungkup dan badan miring ke kanan, pakaian dan rok keadaan terbuka hanya menggunakan kaos hitam dan kaus kaki.

Kapolsek Cibeureum Iptu Arif Sapta Raharja, mengatakan warga yang menemukan Aceng Rohmana (52) akan ke sawah untuk panen padi kemudian melihat yang mencurigakan, setelah didekati ternyata mayat, kemudian menginformasiln ke ibu RT selanjutnya dilaporkan ke Polsek Cibeureum.

Lalu mayat perempuan tanpa identitas tersebut dibawa ke RSUD Syamsudin untuk dilakukan visum dan pemeriksaan lebih lanjut.

Dua anggota Polres Sukabumi Kota keluar dari ruang jenazah di RSUD Syamsudin, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (22/7/2019). (Kompas.com/ Budiyanto)
Korban Ketakutan

AN (22) disebut sempat ketakutan saat perjalanan pulang dari Bogor menuju ke rumahnya di Jalan Profesor Mohamad Yamin, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur.

AN sempat berkomunikasi dengan orangtua dan juga temannya melalui pesan WhatsApp sebelum ditemukan meninggal dunia.

Paman AN yakni Gunalan mengatakan, pada hari Minggu (21/7/2019) malam, korban pulang dari Bogor ke Cianjur dan sempat berkomunikasi dengan ibunya.

Dalam komunikasi lewat pesan WhatsApp kepada ibunya, korban mengaku ketakutan saat perjalanan pulang dari Bogor ke Cianjur.

Namun, keluarga hilang kontak dengan korban pukul 22.00 WIB.

"Sempat ada WA (WhatsApp) ke ibunya dan teman-temannya. Terakhir WA ke ibunya itu bilang telah dapat mobil angkot, cuma masih kosong, takut," tutur pama korban di Ruang Instalasi Jenazah RSUD R Syamsudin dikutip dari Kompas.com,

"Terus dari screenshot WA temannya, sudah mau sampai, dekat dikit lagi. Tapi, setelah itu, WA-nya terkirim masuk tidak dibaca," sambung dia.

Ia sejak pagi setelah mendapatkan informasi dari ibu korban langsung melacak perangkat ponsel milik keponakannya.

Diketahui, sembilan jam terakhir keberadaan posisi ponsel korban berada di Sukabumi, sebelum Sukaraja.

Pihak orangtua langsung melaporkan kehilangan anaknya ke Polres Cianjur.

Saat proses laporan itu, ia mendapatkan informasi dari tetangga bila di Sukabumi telah ditemukan sosok mayat perempuan tanpa identitas.

"Saya diantar teman ke Sukabumi untuk mengecek ke rumah sakit. Dan setelah melihat memang benar keponakan saya," ujar Gunalan.(*)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Misteri Kematian Alumni IPB, Ceceran Darah Jadi Petunjuk, Ayah Korban : Anak Saya Bilang Takut

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas