Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Pesisir Pelabuhan Ratu Sempat Panik, Air Laut Surut Ternyata Hanya Hoaks

Kepanikan warga pesisir Pantai Palabuanratu sempat terjadi setelah melihat pesan berantai melalui media sosial.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Warga Pesisir Pelabuhan Ratu Sempat Panik, Air Laut Surut Ternyata Hanya Hoaks
IST
Pasien dan keluarga pasien RSUD Lebak berhamburan keluar pasca gempa 7.4 SR yang terjadi Jumat (2/8/2019) malam pukul 19.07 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Kepanikan warga pesisir Pantai Pelabuhan Ratu sempat terjadi setelah melihat pesan berantai melalui media sosial yang berisi pantai surut sebagai tanda-tanda akan terjadi tsunami.

Dinas terkait dan BMKG langsung mengimbau warga tak panik dengan terjun langsung ke lapangan dan memantau suasana pantai.

Seperti yang dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Sukabumi.

Kondisi pantai sejak petang hingga malam hari dalam kondisi aman dan normal seperti biasanya.

Namun karena pesan telanjur beredar, kepanikan warga tak terbendung.

Semua yang berada di pinggir pantai sempat terpancing untuk menghindari kawasan pesisir.

Seperti yang dilakukan oleh Meta (25) dan teman-temannya.

Berita Rekomendasi

"Kebetulan toko kami berada di pesisir dan masih buka, jadi setelah melihat informasi yang beredar kami menyelamatkan diri menuju tempat tinggi," katanya, Sabtu (3/8/2019).

Meta kembali lagi ke tempat semula setelah mendengar imbauan dari kepolisian dan BPBD serta Dinas Pemadam Kebakaran bahwa informasi tersebut adalah hoaks.

"Kami bersyukur tak terjadi hal yang tak diinginkan, kami kembali lagi namun tetap dihantui rasa cemas," ujarnya.

15 Rumah Rusak

Sebanyak 15 rumah mengalami kerusakan akibat gempa Banten yang juga dirasakan oleh warga di wilayah Sukabumi.

Dari 15 rumah tersebut, satu rumah mengalami rusak berat, sembilan rumah rusak sedang, dan lima rumah mengalami rusak ringan.

Kerusakan rumah tersebar di sembilan kecamatan dan 12 desa.

Laporan sementara ini masuk ke BPBD Kabupaten Sukabumi.

"Ini laporan sementara dampak gempa yang terjadi di Sumur, Banten," kata Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Asep Suherman.

Setelah diguncang gempa, lepas tengah malam wilayah Sukabumi kembali diguncang gempa, tapi tidak berpotensi tsunami.

Sejumlah warga di Kampung Paniis, Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Kab. Pandeglang, Banten memilih mengungsi ke dataran tinggi di sebuah saung usai di guncang gempa 7,4 SR pada Jumat (2/8/2019) malam. / Istimewa
Sejumlah warga di Kampung Paniis, Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Kab. Pandeglang, Banten memilih mengungsi ke dataran tinggi di sebuah saung usai di guncang gempa 7,4 SR pada Jumat (2/8/2019) malam. / Istimewa (Istimewa)

BMKG merilis gempa berkekuatan 4,4 skala richter terjadi Sabtu (3/8/2019) pada pukul 00:22:02 WIB.

Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 7.43 LS - 106.48 BT, tepatnya berada di laut pada jarak 49 km barat daya Kabupaten Sukabuni dengan kedalaman 27 kilometer.

Ditinjau dari lokasi epicenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyelusup menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.

Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Panggarangan, Lebak-Banten dengan Skala Intensitas II MMI dan di Pelabuhan Ratu dengan Skala Intensitas I - II MMI.

Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut.

Hingga laporan dibuat pukul 00:38 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan terus mengikuti informasi dari BMKG, karena BMKG akan terus memantau perkembangan gempa bumi tersebut. (fam)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas