Warga Pesisir Pelabuhan Ratu Sempat Panik, Air Laut Surut Ternyata Hanya Hoaks
Kepanikan warga pesisir Pantai Palabuanratu sempat terjadi setelah melihat pesan berantai melalui media sosial.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Kepanikan warga pesisir Pantai Pelabuhan Ratu sempat terjadi setelah melihat pesan berantai melalui media sosial yang berisi pantai surut sebagai tanda-tanda akan terjadi tsunami.
Dinas terkait dan BMKG langsung mengimbau warga tak panik dengan terjun langsung ke lapangan dan memantau suasana pantai.
Seperti yang dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Sukabumi.
Kondisi pantai sejak petang hingga malam hari dalam kondisi aman dan normal seperti biasanya.
Namun karena pesan telanjur beredar, kepanikan warga tak terbendung.
Semua yang berada di pinggir pantai sempat terpancing untuk menghindari kawasan pesisir.
Seperti yang dilakukan oleh Meta (25) dan teman-temannya.
"Kebetulan toko kami berada di pesisir dan masih buka, jadi setelah melihat informasi yang beredar kami menyelamatkan diri menuju tempat tinggi," katanya, Sabtu (3/8/2019).
Meta kembali lagi ke tempat semula setelah mendengar imbauan dari kepolisian dan BPBD serta Dinas Pemadam Kebakaran bahwa informasi tersebut adalah hoaks.
"Kami bersyukur tak terjadi hal yang tak diinginkan, kami kembali lagi namun tetap dihantui rasa cemas," ujarnya.
15 Rumah Rusak
Sebanyak 15 rumah mengalami kerusakan akibat gempa Banten yang juga dirasakan oleh warga di wilayah Sukabumi.
Dari 15 rumah tersebut, satu rumah mengalami rusak berat, sembilan rumah rusak sedang, dan lima rumah mengalami rusak ringan.
Kerusakan rumah tersebar di sembilan kecamatan dan 12 desa.
Laporan sementara ini masuk ke BPBD Kabupaten Sukabumi.
"Ini laporan sementara dampak gempa yang terjadi di Sumur, Banten," kata Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Asep Suherman.
Setelah diguncang gempa, lepas tengah malam wilayah Sukabumi kembali diguncang gempa, tapi tidak berpotensi tsunami.
BMKG merilis gempa berkekuatan 4,4 skala richter terjadi Sabtu (3/8/2019) pada pukul 00:22:02 WIB.
Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 7.43 LS - 106.48 BT, tepatnya berada di laut pada jarak 49 km barat daya Kabupaten Sukabuni dengan kedalaman 27 kilometer.
Ditinjau dari lokasi epicenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyelusup menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Panggarangan, Lebak-Banten dengan Skala Intensitas II MMI dan di Pelabuhan Ratu dengan Skala Intensitas I - II MMI.
Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut.
Hingga laporan dibuat pukul 00:38 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan terus mengikuti informasi dari BMKG, karena BMKG akan terus memantau perkembangan gempa bumi tersebut. (fam)