Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perjuangan drg Romi Pernah Gunakan Selang Kateter hingga Digendong ke Kursi Roda Periksa Pasien

Ami menangis, mereka juga ikut termenung dan diam. Dua-duanya begitu," cerita Ami saat ditemui di kantor gubernur Sumbar, Selasa.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Perjuangan drg Romi Pernah Gunakan Selang Kateter hingga Digendong ke Kursi Roda Periksa Pasien
Tribunnews.com/ Rizal Bomantama
Dokter Romi Syofpa Ismae saat ditemui di Kantor HWDI (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia) di Menteng Square Apartement, Senen, Jakpus, Kamis (1/8/2019) siang 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Perjuangan drg Romi Syofpa Ismael yang nyaris gagal menjadi PNS di Kabupaten Solok Selatan, kini hanya menunggu SK penetapan dirinya menjadi PNS.

Ami -- sapaan drg Romi -- berikut orang tua dan keluarga besar lainnya sempat terpukul ketika kelulusannya jadi PNS dibatalkan sepihak tersebut.

"Sedihnya Ami beliau (orang tua-red) tahu. Psikis Ami mereka rasakan juga. Orang tua ikut merasakan suasana Ami Selasa (6/8/2019) kemarin itu.

Ami menangis, mereka juga ikut termenung dan diam. Dua-duanya begitu," cerita Ami saat ditemui di kantor gubernur Sumbar, Selasa.

Baca: Wirda Mansur Ngaku Nyaris Dipenjarakan oleh Ayahnya, Feni Rose Kaget : Serius?

Baca: Soal Asap, Gubernur Kalsel Apresiasi Kesigapan Kementan

Baca: Viral Kecelakaan Ambulans Terbalik, Ban Kanan Pecah Mendadak, Sopir dan Pasien Meninggal Seketika

Baca: Reaksi Fairuz A Rafiq Tahu Galih Ginanjar Dijebloskan ke Sel Tikus setelah Melanggar Aturan Rutan

Ami mengaku Tahun 2015 lalu, dirinya menjadi dokter pada program PTT Kemenkes dalam kondisi sehat dan ditempatkan di Puskesmas Talunan, Solok Selatan.

Selanjutnya, pada Tahun 2016 ia melahirkan anak keduanya hingga mengalami perubahan di bagian tubuhnya.

Berita Rekomendasi

"Saya mengalami paraplegia. Lemah pada tulang tungkai. Kondisi saya saat itu sangat parah.

Anak-anak berpisah sama Ami. Anak dirawat oleh mertua, supaya saya optimal bekerja.

Bahkan, Ami sempat pakai selang kateter. Lalu, dari mobil ke kursi roda harus digendong. Dengan kondisi seperti itu, Ami juga masih tetap bekerja," tutur Ami berkaca-kaca.

Ami mengatakan, saat kondisinya memprihatinkan saja dia masih bekerja apalagi dalam kondisinya saat ini yang sudah membaik.

dokter gigi Romi Syofpa Ismael
dokter gigi Romi Syofpa Ismael (Theresia Felisiani)

"Saat itu juga Ami sebenarnya harus terapi ke rumah sakit. Tetapi Ami lebih memilih terapi sendiri di rumah agar sakitnya Ami tidak menganggu pekerjaan.

Bayangkan pengorbanan Ami? Sedangkan, kondisi parah masih pelayanan, apalagi kondisi sudah membaik. Sekarang Ami sudah bisa berdiri," ucap Ami.

Perjuangan Ami untuk bisa diangkat menjadi PNS tidak terlepas dari dukungan keluarganya bahkan mertuanya selalu mengikuti perkembangan kasusnya.

"Ke BKN ditemani oleh orang tua dan kakak saya. Biaya juga dibantu oleh orang tua. Gaji saya kecil, Mbak. Saya butuh dana ke sana dan kemari.

Meskipun ada sebagian difasilitasi, tapi kita tentu harus punya uang saku," ujar anak keempat dari lima bersaudara ini.

Kini, Ami lega dan bersyukur hak yang selama ini diperjuangkan dikembalikan.

"Alhamdulillah, perjalanan panjang dan berliku berbuah manis.

Ami speechless. Banyak empati dan dukungan yang Ami dapatkan.

Alhamdulillah Ami senang dan keluarga juga luar biasa senangnya. Kita mungkin akan syukuran sebab ini adalah anugrah dari Tuhan.

Drg Romi Syofpa Ismael (tengah) didampingi anggota Komisi VIII DPR RI, Rieke Diah Pitaloka (kiri) berbincang dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo di Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2019). Drg Romi, seorang penyandang disabilitas yang sebelumnya gagal lolos CPNS meski menduduki peringkat pertama saat tes di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mengadu ke Mendagri untuk mencari keadilan bagi dirinya. Tribunnews/Irwan Rismawan
Drg Romi Syofpa Ismael (tengah) didampingi anggota Komisi VIII DPR RI, Rieke Diah Pitaloka (kiri) berbincang dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo di Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2019). Drg Romi, seorang penyandang disabilitas yang sebelumnya gagal lolos CPNS meski menduduki peringkat pertama saat tes di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mengadu ke Mendagri untuk mencari keadilan bagi dirinya. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Momen itu akan membuat Ami berkumpul dengan keluarga besar," ujar Ami.

Mengingat akses Ami seorang penyandang disabilitas dan juga untuk memudahkan Ami dalam bekerja, maka Ami ditempatkan di RSUD Solok Selatan yang terletak di Kota Muara Labuh.

Awalnya, ia mengaku bingung ketika tahu ditempatkan bukan di Puskesmas Talunan, tempat ia mengabdikan diri biasanya.

"Awalnya bingung. Sedih banget berpisah dengan masyarakat Talunan sebab saya tahu masyarakat Talunan memberikan dukungan yang besar untuk saya.

Bagi saya Talunan adalah kampung kedua. Jika libur, ada jiwa yang memanggil untuk kembali ke Talunan," ungkapnya.

Kendati demikian, ia tetap menerima keputusan tersebut. Menurutnya, ditempatkan di RSUD mungkin jalan terbaik untuk dirinya.

"Ami dan masyarakat Talunan itu udah nyatu. Tentu mereka ada perasaan kecewa.

Bahkan mereka mendukung Ami untuk kembali berdinas di sana. Namun kita lihat nanti tanggapannya seperti apa.

Jika nanti ditempatkan di RSUD, Ami siap dan Ami akan beradaptasi di tempat yang baru," tutup drg Romi. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunpadang.com dengan judul KISAH Perjuangan drg Romi Pernah Bekerja Gunakan Selang Kateter hingga Digendong ke Kursi Roda

Sumber: Tribun Padang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas