Perjuangan drg Romi Pernah Gunakan Selang Kateter hingga Digendong ke Kursi Roda Periksa Pasien
Ami menangis, mereka juga ikut termenung dan diam. Dua-duanya begitu," cerita Ami saat ditemui di kantor gubernur Sumbar, Selasa.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Perjuangan drg Romi Syofpa Ismael yang nyaris gagal menjadi PNS di Kabupaten Solok Selatan, kini hanya menunggu SK penetapan dirinya menjadi PNS.
Ami -- sapaan drg Romi -- berikut orang tua dan keluarga besar lainnya sempat terpukul ketika kelulusannya jadi PNS dibatalkan sepihak tersebut.
"Sedihnya Ami beliau (orang tua-red) tahu. Psikis Ami mereka rasakan juga. Orang tua ikut merasakan suasana Ami Selasa (6/8/2019) kemarin itu.
Ami menangis, mereka juga ikut termenung dan diam. Dua-duanya begitu," cerita Ami saat ditemui di kantor gubernur Sumbar, Selasa.
Baca: Wirda Mansur Ngaku Nyaris Dipenjarakan oleh Ayahnya, Feni Rose Kaget : Serius?
Baca: Soal Asap, Gubernur Kalsel Apresiasi Kesigapan Kementan
Baca: Viral Kecelakaan Ambulans Terbalik, Ban Kanan Pecah Mendadak, Sopir dan Pasien Meninggal Seketika
Baca: Reaksi Fairuz A Rafiq Tahu Galih Ginanjar Dijebloskan ke Sel Tikus setelah Melanggar Aturan Rutan
Ami mengaku Tahun 2015 lalu, dirinya menjadi dokter pada program PTT Kemenkes dalam kondisi sehat dan ditempatkan di Puskesmas Talunan, Solok Selatan.
Selanjutnya, pada Tahun 2016 ia melahirkan anak keduanya hingga mengalami perubahan di bagian tubuhnya.
"Saya mengalami paraplegia. Lemah pada tulang tungkai. Kondisi saya saat itu sangat parah.
Anak-anak berpisah sama Ami. Anak dirawat oleh mertua, supaya saya optimal bekerja.
Bahkan, Ami sempat pakai selang kateter. Lalu, dari mobil ke kursi roda harus digendong. Dengan kondisi seperti itu, Ami juga masih tetap bekerja," tutur Ami berkaca-kaca.
Ami mengatakan, saat kondisinya memprihatinkan saja dia masih bekerja apalagi dalam kondisinya saat ini yang sudah membaik.
"Saat itu juga Ami sebenarnya harus terapi ke rumah sakit. Tetapi Ami lebih memilih terapi sendiri di rumah agar sakitnya Ami tidak menganggu pekerjaan.
Bayangkan pengorbanan Ami? Sedangkan, kondisi parah masih pelayanan, apalagi kondisi sudah membaik. Sekarang Ami sudah bisa berdiri," ucap Ami.
Perjuangan Ami untuk bisa diangkat menjadi PNS tidak terlepas dari dukungan keluarganya bahkan mertuanya selalu mengikuti perkembangan kasusnya.