Perjuangan drg Romi Pernah Gunakan Selang Kateter hingga Digendong ke Kursi Roda Periksa Pasien
Ami menangis, mereka juga ikut termenung dan diam. Dua-duanya begitu," cerita Ami saat ditemui di kantor gubernur Sumbar, Selasa.
Editor: Hendra Gunawan
"Ke BKN ditemani oleh orang tua dan kakak saya. Biaya juga dibantu oleh orang tua. Gaji saya kecil, Mbak. Saya butuh dana ke sana dan kemari.
Meskipun ada sebagian difasilitasi, tapi kita tentu harus punya uang saku," ujar anak keempat dari lima bersaudara ini.
Kini, Ami lega dan bersyukur hak yang selama ini diperjuangkan dikembalikan.
"Alhamdulillah, perjalanan panjang dan berliku berbuah manis.
Ami speechless. Banyak empati dan dukungan yang Ami dapatkan.
Alhamdulillah Ami senang dan keluarga juga luar biasa senangnya. Kita mungkin akan syukuran sebab ini adalah anugrah dari Tuhan.
Momen itu akan membuat Ami berkumpul dengan keluarga besar," ujar Ami.
Mengingat akses Ami seorang penyandang disabilitas dan juga untuk memudahkan Ami dalam bekerja, maka Ami ditempatkan di RSUD Solok Selatan yang terletak di Kota Muara Labuh.
Awalnya, ia mengaku bingung ketika tahu ditempatkan bukan di Puskesmas Talunan, tempat ia mengabdikan diri biasanya.
"Awalnya bingung. Sedih banget berpisah dengan masyarakat Talunan sebab saya tahu masyarakat Talunan memberikan dukungan yang besar untuk saya.
Bagi saya Talunan adalah kampung kedua. Jika libur, ada jiwa yang memanggil untuk kembali ke Talunan," ungkapnya.
Kendati demikian, ia tetap menerima keputusan tersebut. Menurutnya, ditempatkan di RSUD mungkin jalan terbaik untuk dirinya.
"Ami dan masyarakat Talunan itu udah nyatu. Tentu mereka ada perasaan kecewa.
Bahkan mereka mendukung Ami untuk kembali berdinas di sana. Namun kita lihat nanti tanggapannya seperti apa.
Jika nanti ditempatkan di RSUD, Ami siap dan Ami akan beradaptasi di tempat yang baru," tutup drg Romi. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunpadang.com dengan judul KISAH Perjuangan drg Romi Pernah Bekerja Gunakan Selang Kateter hingga Digendong ke Kursi Roda