Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belajar Malam Gelap-gelapan, Esok Harinya ke Sekolah Naik Gunung Turun Lembah

Lampu sengaja hanya dihidupkan tiga unit saja, dan menyala mulai jam enam sore hingga pagi hari

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Belajar Malam Gelap-gelapan, Esok Harinya ke Sekolah Naik Gunung Turun Lembah
TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA
Seorang siswi kelas lima SD, Delima Samosir (14) bersama adik laki-lakinya Adrianto Samosir belajar hanya dengan penerangan lampu teplok yang minim cahaya, di Desa Siambaton Pahae, Dusun Sihapesong, Kecamatan Pakkat Humbang Hasundutan, Jumat (9/8/2019) Malam lalu. Asap hitamlampu minyak menyambar-nyambar wajah mereka yang tengah mengerjakan PR Bahasa Indonesia dari guru mereka di SD N 176330 Parajaran. 

Dulunya di Sinambadia, disampaikan Soan sekolah SD juga sempat berdiri dan masyarakatnya mencapai 100 KK. Belakangan semakin menurun jumlah penduduknya, dan SD tersebut pun tutup karena penduduknya pindah ke kota akibat tidak ada listrik.

Siswi Kelas 2 SMP asal Sinambadia, Naomi Cindyka Pakpahan mengaku berjalan setiap hari dari Rumahnya ke Sekolah di Kota Parlilitan memang melelahkan. Akan tetapi, mau tak mau kenyataan itu harus diterimanya agar pendidikannya dapat berlanjut ke jenajang yang lebih tinggi.

“Tidak tahu mau bagaimana lagi, jalannya tidak pernah diperhatikan pemerintah. Memang kami berharap, supaya Pemerintah dapat memeriksa jalan desa yang kami lalui dan desa kami yang terpencil ini,”keluhnya.

Ke sekolah, katanya dia dan anak-anak sekolah sedesanya harus berangkat pukul 06.00 Pagi agar tidak terlambat. Jarak yang ditempuh begitu jauh, dan kadang mereka terjebak hujan di tengah jalan. Kondisi jalan yang berlumpur membuat mereka sulit ke sekolah, dan sepatu pun dibuka agar tidak rusak dan bisa dipakai esok harinya.

Sama seperti anak-anak lainnnya dia belajar pakai lampu teplok pada malam hari. “Kadang kalau ada PR yang harus dikumpul guru besoknya, kalau ada senter kami pakai senter belajar,”Jawabnya.

Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjar Nahor dihubungi Tribun via telepon seluler tidak membantah terkait adanya Warga yang masih belum memperoleh listrik. Dia membenarkan, masih ada 40 Dusun yang tidak tersentuh listrik di Kabupaten yang dipimpinnya.

“Kalau desa tidak ada lagi yang belum dialiri listrik, tapi dusun ada 40 dusun lagi,”jawab Dosmar.

Berita Rekomendasi

Terkait persoalan tersebut, Dosmar mengatakan dalam waktu dekat warga akan segera mendapat penerangan lampu listrik. Dusun yang belum teralisi listrik itu, disbutnya sudah dimasukkan ke dalam program agar dimasukkan pemasangan listrik.

Disinggung kapan akan dimulai pemasangan, Dosmar menuturkan sudah mengusulkan ke PLN Area Sibolga agar segera dipasang. “Itu programnya PLN, tapi kita sudah usulkan itu ,”tambahnya lagi.

Manajer PLN Area Sibolga, Poltak Samosir mengakui memang ada warga di sejumlah dusun yang belum dialiri listrik, namun ia meluruskan Dusun yang belum dialiri listrik tidak sampai 40 dusun di Kabupaten Humbang Hasundutan.

“Kalau 40 Dusunnya itu harus perlu dikonfirmasi dulu dusunnya yang mana. Kita kan sama Pak Bupati Humbahas itu ada tanda tangan MoU tentang bagaimana kita bersama-sama melistriki warga di dusun-dusun yang belum berlistrik. Itu tanda tangan kita pada 2018 kemarin,”Sebutnya.

Menurutnya, dalam data yang dia pegang tidak ada data sejumlah 40 dusun. Adapun permohonan listrik warga yang diajukan Pemkab adalah rumah-rumah warga yang ada di Dusun itu sendiri yang belum mendapatkan listrik.

“Jadi ada beberapa rumah yang belum mendapatkan listrik. Jadi bukan dusun itu belum berlistrik yah,”bebernya.

Kabupaten Humbahas katanya merupakan daerah yang paling sedikit jumlah warganya yang belum memperoleh arus listrik PLN. Disinggung persoalan kenapa masih ada warga yang belum berlistrik, menurutnya kepala desa setempat mengetahui penyebabnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas