Kisah Sarjana Pedalangan yang Ciptakan Alat Pengubah Air Menjadi Bahan Bakar Terbarukan
Bermula dari keinginan untuk mencari enegi terbarukan, Pande Ketut Bangbang Liawan mampu menciptakan alat pengubah air
Editor: Hendra Gunawan
Cara kerja alat utamanya dengan memasukkan air tawar kedalam tabung reactor serta dicampur dengan katalis.
“Katalis merupakan suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu. Katalis ini berupa garam dapur, soda kue, potassium dan sebagainya yang ramah lingkungan,” papar bapak lima anak ini.
Tabung reactor yang telah dicampur katalis, selanjutnya dialiri listrik DC (Direct Current) untuk menghidupkan reactor.
Wawan mengatakan hydrogen hasil penguraian itu tidak bisa langsung digunakan, dan harus dimasukkan kedalam air untuk proses pemurnian.
“Besar kecilnya api tergantung dari besarnya reactor, serta keseimbangan volt dan ampere. Apabila tidak melalui proses pemurnian dan langsung digunakan, bisa menyebabkan ledakan,” ujarnya.
Pembuatan alat tersebut hanya membutuhkan waktu selama tiga hari.
Meski tergolong singkat, dirinya tidak memungkiri sempat gagal sebanyak dua kali, lantaran meledak.
Namun, ia menegaskan ledakan yang terjadi tidak berbahaya, lantaran tidak menimbulkan api, melainkan hanya suara keras.
Secara sederhana, biaya pembuatan alat mencapai Rp 500 ribu.
Wawan mengatakan alat sejenis sudah banyak digunakan khususnya diluar Bali, untuk kendaraan bermotor.
Pengetahuannya merakit alat tersebut dipelajari secara otodidak dengan memanfaatkan artikel dari berbagai sumber serta pengembangan ilmu kimia yang diperoleh saat SMA.
“Ilmunya sudah saya pelajari sejak dulu, dan terus saya kembangkan dengan belajar dari Google, Youtube serta berbagai sumber artikel lainnya,” ujarnya.
Inovasi Wawan merupakan gabungan teknologi dan seni.
Ide pembuatan alat ini didorong oleh niat mencari energi baru dan terbarukan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.