Imbas Insiden di Asrama Papua Surabaya, 5 Prajurit TNI Diskors dan Dibawa ke Pomdam V/Brawijaya
Tidak hanya itu, lima oknum prajurit TNI itu juga dibawa ke Polisi Militer Kodam V/Brawijaya (Pomdam V/Brawijaya)
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Pertama, tidaklah mudah membuat kesimpulan hanya berdasarkan video singkat. Karena itu, Imam berharap, selama poses hukum berjalan, semua pihak tidak membuat kesimpulan yang terlalu dini hanya berdasarkan rekaman video berdurasi singkat itu.
"Itu tidak fair, satu sisi juga tidak objektif," katanya, Minggu (25/8/2019).
Ia berharap semua pihak untuk senantiasa objektif dalam memandang realitas.
Pasalnya, lanjut Imam, masyarakat cenderung mempercayai framing pesan yang dibuat-buat oleh para pengunggahnya.
"Tidak mungkin kejadian seperti waktu itu berlangsung begitu saja," lanjutnya.
Kedua, dia juga meminta publik tidak semudah itu menuduh prajurit TNI sebagai biang kasus rasial seperti yang banyak terjadi di media sosial.
Katanya, Polda Jatim juga sedang mengusut kasus tersebut.
Baca: Kronologi Lengkap Oknum Polwan Beri Miras ke Mahasiswa Papua di Bandung, Dinonaktifkan dari Jabatan
Baca: Gubernur Lukas Enembe Usul Libatkan Internasional Selesaikan Konflik Papua, PKS: Tidak Perlu
"Saya pikir itu sekali lagi tidak usah terburu-buru, mari kita tunggu penyelidikan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian," katanya.
Lagipula, ungkap Imam, melihat secara jeli penggalan rekaman video berdurasi pendek itu, umpatan bernada rasial itu tampak melecut dari arah yang tak dapat pastikan secara objektif.
"Pada saat ada bunyi suara tersebut atau ada yang menyampaikan hal tersebut. Itu arah suara itu juga tidak tahu dari mana asalnya," ujarnya.
Ketiga, dia meminta publik agar memahami situasi dan kondisi di asrama saat insiden meletus.
Menurut Imam, semua pihak harus memahami konteks situasi yang terjadi saat itu.
Bahwa bentrokan antar kedua kubu massa ormas dan masa para penghuni asrama mahasiswa papua, sedang pecah.
"Pahamilah kalau situasi saat itu adalah situasi insiden yang dua belah pihak itu memang saling melontarkan bisa jadi intrik yang bisa memancing orang lain untuk marah," ujarnya.