Inilah Penyebab Terjadinya Sejumlah Kecelakaan Maut di Tol Cipularang KM 91-100
Inilah penyebab terjadinya banyak kecelakaan maut di Tol Cipularang Km 91-100, Purwakarta.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Daryono
"Di lokasi blackspot Cipularang menjadi titik lelah pengemudi, kemudian kontur jalannya turunan, tanjakan dan dikombinasi dengan banyak tikungan," kata Asep kepada Tribun Jabar saat ditemui di Mapolres Purwakarta, Ciseureuh, Purwakarta.
Baca: Ayub Sempat Selamatkan Penumpang Avanza Sesaat Terjadinya Kecelakaan Beruntun
Baca: TERKINI Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Korban Tewas Menjadi 9 Orang hingga Kronologinya
Mengantuk atau kelelahan saat mengemudi sangat fatal sekaligus meningkat kemungkinan kecelakaan.
Asep menjelaskan, selain faktor jalan dan kendaraan, kecelakaan yang fatal terjadi karena pengemudi mengalami Microsleep.
Microsleep adalah tidur sementara secara mendadak dalam beberapa detik yang biasanya terjadi karena kelelahan atau kebosanan.
Karena Microsleep itulah di jalur masuk Purwakarta dari arah Bandung itu sering terjadi kecelakaan.
"Karena mengantuk menjadi faktor paling tinggi kecelakaan di situ, meski microsleep itu hanya beberapa detik tapi akibatnya fatal, dan hampir selalu tabrak belakang kendaraan," ujar dia.
Baca: Kecelakaan Beruntun di Tol Purbaleunyi, Polisi Masih Fokus Evakuasi Korban
Baca: Imbas Kecelakaan Beruntun, Satu Arah Diberlakukan di Tol Cipularang
Ditambah lagi, saat kecelakaan terjadi karena mengantuk, bisa dipastikan tidak ada pengereman dengan jarak yang cukup sebelum kecelakaan.
Oleh karena itu, efek kecelakaan di Tol Cipularang seringkali sangat parah hingga menimbulkan korban jiwa.
Di Tol Cipularang KM 90an, Asep menduga banyak pengemudi mobil yang memacu kendaraannya karena telah mengebut di jalan yang lurus sebelumnya.
Pada saat memasuki kontur jalan yang berkelok-kelok, pengemudi kurang antisipasi dan seringkali oversteer atau understeer.
Understeer merupakan gejala pada saat mobil cenderung sulit untuk berbelok akibat roda depan kehilangan traksi dan memasuki tikungan terlalu cepat.
Sementara oversteer merupakan gejala mobil yang kehilangan traksi pada area ban belakang ketika sedang menikung di jalan dan mengakibatkan tergelincir dan hilang kendali.
"Setelah jalan KM 100-an itu kan lurus, ngebut tuh, karena melebihi kecepatan bisa oversteer atau tekor saat berbelok."
"Tapi paling banyak karena faktor kelelahan atau mengantuk," katanya.