Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyoroti dua masalah yang diduga terkait dengan kecelakaan maut yang terjadi di Tol Cipularang dan menewaskan delapan orang.

Masalah pertama, kata dia, adalah terkait kedisiplinan para pengemudi selama berkendara.

Baca: Kecelakaan Maut di Cipularang Bukti Indonesia Darurat Supir Truk Berpengalaman

Terutama terkait kecepatan yang melebihi batas.

"Jadi gini memang sebenarnya ada dua masalah di sini. Satu itu adalah masalah disiplin ya, kecepatan yang lebih," ujar Budi Karya Sumadi, di Kantor Kemenkopolhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019).

"Tentunya kita harus mengatur dengan cara-cara yang lebih pasti, apakah dengan teknik kamera atau apa gitu, dengan suatu punishment yang sangat signifikan sehingga sopir-sopir itu taat," imbuhnya.

Kedua, pria yang kerap disapa BKS itu menyoroti masalah kelebihan muatan atau overloading.

Overloading disebutnya menjadi masalah tersendiri karena berkaitan dengan kestabilan kendaraan ketika melintas.

Namun, Budi Karya Sumadi mengatakan overloading ini sangat erat dan berkaitan dengan ekspor.

Baca: Olah TKP Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Polisi Gunakan Kamera 3 Dimensi dan Scanner

Oleh karenanya, pihaknya memastikan akan berbicara dengan para pelaku ekspor terkait kebijakan overloading yang telah ditetapkan bulan Mei lalu.

"Bahkan mungkin akan secara terbatas melakukan exercise terhadap overloading ini. Paling tidak ada suatu treatment bahwa kita nyatakan mobil-mobil yang overloading itu apa treatmentnya. Nah ini akan kita diskusikan dengan stakeholder," tandasnya.

Polisi gelar olah TKP

Polisi sedang menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian kecelakaan beruntun melibatkan 21 kendaraan menewaskan 8 orang, di KM 91+200 Tol Cipularang, Selasa (3/9/2019).

Selama olah TKP, polisi memberlakukan contra flow untuk kendaraan menuju Jakarta.