Kisah Yan Bali Dikerumuni Lebah yang Menempel di Tubuhnya Tanpa Ada yang Menyengatnya
Yan Bali pawang lebah dari Bali, pria asal Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem Provinsi Bali
Editor: Yudie Thirzano
Yan Bali, 44, rasanya memang layak disebut sebagai pawang lebah. Lebah yang pada umumnya ditakuti karena sengatannya, justru menjadi jinak saat berada di dekat Yan.
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Yan Bali adalah nama tenar dari I Wayan Gede Adriana pria asal Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali.
Tribun Bali mewawancarai Yan Bali di Lapangan Puputan Margarana, Monumen Bajra Sandi, Denpasar, Tribun Bali, Senin (2/9/2019).
Saat itu I Wayan Gede Adriana membawa sebuah kotak kayu dan beberapa lembar spanduk.
Dari kotak kayu yang sudah dipasangi jaring itu, terlihat puluhan lebah seperti meronta mencoba keluar.
Dan hal itu ia buktikan saat memperagakan aksinya.
Baca: Kronologis Pawang Meninggal saat Atraksi Kuda Lumping: Warga Merasa Aneh Melihat Korban Berdarah
Baca: Bagaimana Pawang Hujan Bekerja dan Peralatan Apa yang Digunakannya? Ini Cerita RR Istiati Wulandari
Saat mulai membuka kotak kayu yang dibawanya itu, satu demi satu lebah mulai berhamburan keluar.
Yan Bali lalu mengambil ratu lebah yang sudah ditangkap sehari sebelumnya.
Menyusul ratu lebah, kerumunan lebah lain turut mendekat.
Satu demi satu lebah mulai menempel di tangan Yan Bali untuk mengerubuni sang ratu.
Tak ada satu pun yang menyengat Yan Bali.
Bahkan Tribun Bali dan beberapa penonton yang berada di dekat Yan Bali juga aman dari sengatan lebah.
Yan Bali mengatakan, terdapat lebah sebaiknya tidak menunjukkan ekspresi kepanikan karena hal itu justru oleh kawanan lebah akan dianggap sebagai serangan.
Dan benar saja, Tribun Bali tidak mengalami sengatan saat merekam Yan Bali “menaklukkan lebah” tersebut.
Tinggalkan Pekerjaan di Hotel
Yan Bali mengawali aktivitasnya dalam perlebahan mulai dari lima tahun lalu, tepatnya pada September 2014.
Sebelum beraktivitas dalam perlebahan, Yan Bali sebenarnya bekerja di sebuah hotel.
Jabatan paling tinggi yang sempat ia emban adalah sebagai asisten kredit manager.
Namun apa daya, jabatannya itu harus ia lepas karena harus mengurus sang buah hati di tengah istrinya yang juga sedang bekerja.
Di sisi lain ia berkeinginan anak akan diurus oleh orang tuanya langsung, bukan oleh pembantu.
Dari sana ia memutuskan keluar dari tempat kerja tanpa adanya perencanaan setelah itu.
Namun ketika pulang ke kampung halaman, di rumah mertuanya ada banyak ditemukan lebah trigona atau yang di Bali dikenal sebagai kele.
Dari sanalah keinginan untuk melihara trigona itu muncul.
Seketika itu pula ia meminta izin kepada mertuanya untuk mengambil trigona tersebut sebanyak dua koloni.
“Dari sanalah saya mulai tertarik. Ternyata sangat mengasyikkan memelihara lebah. Sambil ngopi kita masih bisa memperhatikan aktivitas lebah,” tuturnya.
Beberapa bulan setelah memelihara trigona, akhirnya ia tertarik untuk memelihara Apis Cerana atau nyawan.
Apis Cerana ia dapatkan dengan cara membeli pada seorang petani yang membudidayakannya di Gianyar.
Setelah membeli Apis Cerana itu, keinginannya untuk belajar tentang lebah semakin besar dan ia ingin meniru teknologi sarang lebah dari luar negari.
Dari sana ia terus melakukan percobaan yang akhirnya bisa menciptakan sendiri top bar hive atau sarang lebah.
Top bar hive yang ia ciptakan itu diberi nama YBOTH atau Yan Bali Observation Top Bar Hipe.
“Ini saya ciptakan selama tiga tahunlah baru ketemu bentuknya yang pas menurut saya. Sampai sekarang belum ada perubahan,” jelasnya.
Yan Bali mengatakan, bahwa dirinya saat ini sudah sangat militan dengan sistem perlebahan.
Sikap ini muncul karena merasakan khasiat dari sengatan dan madu dari lebah itu sendiri.
“Inilah kenapa saya ingin menularkan apa yang saya alami kepada banyak orang,” harapnya. Baca Halaman Selanjutnya: Yan Dapat Info Sengatan Lebah Bisa Bunuh Virus
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Melihat Yan Bali Dikerumuni Lebah di Lapangan Puputan Tapi Tak Satupun Yang Bisa Menyengatnya Penulis: I Wayan Sui Suadnyana
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.