Ritual Topo Pendem Mbah Pani di Pati, Kubur Diri Hidup-hidup Pakai Kain Kafan
Konon topo ini bertujuan untuk memunculkan penglihatan gaib, katanya setelah melakukan topo ini bisa melihat jin atau arwah-arwah gentayangan.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muji Lestari
TRIBUNNEWS.COM, JAWA TENGAH - Ritual Topo Pendem yang dilakukan Supani (63) alias Mbah Pani menarik perhatian warga sekitar.
Sebelum lebih jauh, kita ulas sedikit mengenai ritual Topo Pendem.
Topo Pendem atau nama lainnya Topo Ngeluweng, biasanya dilakukan dengan cara mengubur diri di tanah pekuburan atau tempat yang sangat sepi.
Konon topo ini bertujuan untuk memunculkan penglihatan gaib, katanya setelah melakukan topo ini bisa melihat jin atau arwah-arwah gentayangan.
Baca: Seorang Balita di Sulawesi Kecanduan Minum Kopi Karena Orang Tuanya Tak Mampu Beli Susu
Topo pendem hampir sama dengan topo ngeluweng atau bahkan ada yang menyamakan ritual tirakat ini.
Biasanya ritual ini diawali puasa lalu tirakat dengan mengubur diri hidup-hidup dengan diberikan lubang untuk bernafas dari bambu atau pralon.
Ritual atau tirakat itu dilakukan Mbah Pani di dalam rumahnya di Bendar RT 3 RW 1 Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada Senin (16/9/2019).
Mbah Pani mulai melakukan persiapan ritual Topo Pendem selepas ia menunaikan salat magrib di Musala Al-Ikhlas, musala setempat.
Ratusan warga berkerumun di halaman rumah Mbah Pani selepas magrib.
Bahkan aparat desa dan kepolisian pun ikut memantau aksi nekat yang dilakukan pria itu.
Mereka menyaksikan prosesi ritual Topo Pendem yang dijalani oleh Mbah Pani, yang dikenal sebagai pemain senior seni tradisional Ketoprak di wilayahnya.
TribunJateng menemui Mbah Pani beberapa saat sebelum menjalani prosesi Topo Pendem.
Mbah Pani mengatakan, ritual Topo Pendem kali ini merupakan yang ke-10 ia lakukan.
Mbah Pani juga mengatakan ini adalah ritual terakhir yang akan ia lakukan.