BREAKING NEWS: Bayi Berusia Tiga Hari Meninggal Diduga Akibat Terpapar Asap Karhutla
Seorang bayi berusia tiga hari meninggal dunia diduga akibat terpapar asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.
Editor: Dewi Agustina
Tahun 2019 ini, Nuri kembali dirundung kesedihan.
Penderitaan karena asap kembali menyerang wilayah tempat tinggalnya.
Bahkan Nuri harus rela tinggal di posko pengungsian untuk tetap bisa bertahan hidup.
Nuri masuk ke posko pengungsian pada Jumat (13/9/2019) lalu.
Awalnya Nuri sudah diserang sesak saat masih bertahan di rumahnya, sempat dilarikan ke RS Santa Maria karena sesak nafas yang dideritanya semakin parah.
Kemudian anaknya paling bungsu Adelia (6) juga saat itu sudah menderita sesak dan batuk akibat asap.
Setelah mendapatkan informasi ada tempat pengungsian, Nuri bersama keluarga meminta bantuan untuk dijemput relawan.
Nuri trauma kisah masa lalunya yang harus kehilangan anaknya saat itu, ia pun tidak ingin itu terulang pada anaknya Adelia yang sempat membiru bagian bibirnya akibat terpapar asap.
Baca: Pertama Kali Liburan ke Malaysia, Simak Itinerary Penang 3 Hari 2 Malam
"Alhamdulillah setelah kami di pengungsian bisa lebih nyaman dan sekarang tidak perlu lagi pakai obat, sesaknya sudah hilang," ujar Nuri yang tinggal di pengungsian bersama anaknya Adelia, sedangkan dua anaknya yang sudah berusia diatas lima tahun tetap bertahan dengan suaminya di rumah.
Nuri yang berprofesi sebagai guru honor di satu sekolah di Pekanbaru ini mengaku mengalami trauma yang mendalam, karena ia harus berpisah untuk selamanya dengan anaknya.
Saat itu anaknya berusia tiga bulan dan selalu dibawa ke sekolah tempat Nuri mengajar, dengan menggunakan gendongan setiap hari anaknya digendong dengan mengendarai sepeda motor ke sekolah.
Pada saat itu tepatnya 2009 kabut asap juga lumayan tebal di Riau dan sejak itulah anaknya mulai terserang batuk berkepanjangan.
"Setiap hari saya bawa anak dengan gendongan naik sepeda motor ke sekolah, sambil menangis saya jalankan aktivitas itu, karena saya harus mengasuh anak, di satu sisi lagi harus mengajar," ujarnya.
Hari terus berlalu namun sang anak Akbar terus menderita batuk semakin hari semakin parah, hingga dirawat di satu RS di Pekanbaru, saat itu didiagnosa menderita gangguan pada bagian paru.