Helana Menggratiskan Air Rebusan Bajakah Bagi Penderita Tumor dan Kanker
Berbeda dengan masyarakat yang memanfaatkan kayu Bajakah untuk kepentingan komersial, Helana justru menggratiskan air rebusan Bajakah.
Editor: Dewi Agustina
Helana yang saat ini menjabat Kepala Seksi Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik pada Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Penajam Paser Utara menjelaskan, bahwa akar Bajakah sudah lama ada di hutan Benuo Taka.
Baca: Viral Curhat Pria 21 Tahun Setia Dampingi Kekasih Sakit Tumor, Ketulusan Si Cowok Menyentuh Hati
Setelah viral, muncul inisiatif darinya membantu orang yang membutuhkan.
"Terinspirasi dari keluarga kami, banyak yang meninggal karena kanker, termasuk ayah saya, ipar dan tante saya. Berangkat dari kejadian di masa lalu, kami sekeluarga bersepakat membantu orang-orang yang membutuhkan, artinya orang yang terkena tumor dan kanker," katanya, Senin kemarin.
Akar Bajakah, ia peroleh dari hutan dan kebun keluarga besarnya.
Setiap harinya, Helena merebus dua galon air akar Bajakah.
Kepada warga yang meminta, ia memberi dengan takaran satu minggu konsumsi, yakni 4 botol, karena khawatir air tersebut akan basi jika terlalu banyak.
"Satu hari, air rebusan sebanyak dua galon itu selalu habis," imbuhnya.
Helena membagi dalam bentuk air rebusan tanpa alasan.
Bercermin dari pengalamannya yang memberikan akar Bajakah nyatanya tidak terlalu efektif.
Banyak masyarakat yang terlalu sibuk sehingga tidak sempat mengolahnya.
"Ketika saya tanya, sudah sejauh mana perkembangan untuk mengonsumsi akar Bajakah, ada yang mengaku tidak sempat menjemur, merebus dan sebagainya. Sehingga saya siapkan dalam bentuk air siap minum. Sehingga tidak ada alasan lagi mereka tidak konsumsi," tuturnya.
Beberapa minggu setelah ia menggratiskan air rebusan Bajakah, sejumlah masyarakat Penajam Paser Utara yang menderita tumor dan kanker namun tidak berobat secara medis, dan mengandalkan pengobatan tradisional cukup banyak.
Helena menyayangkan masyarakat yang mengambil akar tumbuhan Bajakah, selain di hutan dan kebun sendiri, lalu memperjualbelikan.
Ia berpendapat, akan lebih berkah jika akar tersebut dipergunakan untuk membantu orang yang membutuhkan tanpa iming-iming.