Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Demo di Kendari yang Tewaskan Satu Mahasiswa, Sempat Terjadi Perbedaan Pandangan di Lapangan

Aksi demo menolak RUU KUHP dan sejumlah RUU lainnya di Kendari berakhir ricuh dan menewaskan Randi, seorang mahasiswa asal Universitas Halu Oleo.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Fakta Demo di Kendari yang Tewaskan Satu Mahasiswa, Sempat Terjadi Perbedaan Pandangan di Lapangan
(KOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI)
Kakak korban tewas mahasiswa UHO Kendari menangis histeris mengetahui adiknya sudah meninggal dunia dalam aksi unjuk rasa menolak UU KPK (KOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI) 

Fakta Demo di Kendari yang Tewaskan Satu Mahasiswa, Sempat Terjadi Perbedaan Pandangan di Lapangan

TRIBUNNEWS.COM - Aksi demo menolak RUU KUHP dan sejumlah RUU lainnya di Kendari berakhir ricuh dan menewaskan seorang mahasiswa asal Universitas Halu Oleo.

Seorang korban tewas bernama Randi (21) yang merupakan Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO).

Ia meninggal saat menjalankan aksi demo di Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara pada Kamis (26/9/2019).

Berikut fakta-fakta demo di Kendari yang berakhir ricuh hingga menewaskan Randi:

1. Kronologi

Gabungan mahasiswa dari berbagai universitas di Kendari menjalankan aksi demo mulai pukul 11.30 Wita.

Berita Rekomendasi

Dilansir Kompas.com, awalnya aksi berjalan kondusif hingga Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh, Wakil Ketua Nursalam Lada, dan Herry Asiku, keluar dari gedung DPRD untuk menemui massa.

Namun sempat terjadi perbedaan pandangan dari pemimpin mahasiswa di lapangan.

Mereka lalu berinisiatif untuk menyatukan pendapat hingga membutuhkan waktu setangah jam untuk berdiskusi.

Setelah itu mereka lalu naik ke atas mobil tronton untuk melakukan orasi.

Baca: Mahasiswa UHO Kendari Meninggal saat Demo di Gedung DPRD, Ada Luka Parah di Dada Kanan

Hal tersebut direspon Abdurrahman Saleh dan wakilnya yang juga berniat untuk menaiki mobil tersebut.

"Saya mau naik di situ, tapi sebelum naik saya mau dengar aspirasi kalian," ungkap Abdurrahan yang juga Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sultra tersebut.

Ketua BEM UHO, Maco melakukan orasi, namun disaat yang bersamaan mahasiswa teknik juga berorasi sendiri hingga mengabaikan orasi Maco.

Setelah itu, terjadi desakan dari beberapa organisasi kemahasiswaan untuk tidak menerima Ketua DPRD di jalan, melainkan masuk ke dalam gedung.

2. Massa Desak Masuk

Pukul 13.10 Wita, mahasiswa mendesak untuk masuk ke dalam gedung DPRD hingga situasi berubah menjadi tak kondusif.

Para anggota DPRD masuk ke dalam gedung dan pihak kepolisian langsung menutup pagar, bentrokan pun pecah.

Mengutip Kompas.com, aksi pelemparan batu oleh mahasiswa dibalas semprotan water canon pihak kepolisian dari dalam gedung.

Para mahasiswa justru semakin terpancing dan menyerang polisi, melempari petugas menggunakan batu.

Bahkan, beberapa bangunan gedung DPRD dan sejumlah motor staf dewan terbakar.

Baca: Mabes Polri Turunkan Tim Usut Insiden Meninggalnya Mahasiswa UHO Saat Demo di Kendari

3. Randi Tewas

Akibat kerusuhan itu, satu mahasiwa dinyatakan meninggal akibat luka parah di dada sebelah kanannya.

Laporan TribunTimur, Randi dilarikan ke Unit Gawat Darurat RS Dokter Ismoyo dalam keadaan kritis pada pukul 15.30 Wita dan dinyatakan meninggal pukul 15.45 Wita.

Namun demikian, kematian Randi belum dapat dipastikan penyebabnya, apakah akibat luka tembakan atau luka benda tajam.

“Korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. Kita belum bisa memastikan penyebab meninggalnya korban,” ujar Komandan Korem 143/HO, Kolonel Inf Yustinus.

Kakak korban saat tiba di UGD menangis histeris saat mengetahui adiknya meninggal dunia.

Bahkan, ia sempat pingsan dan tidak bisa berdiri lagi, dan beberapa orang kerabatnya menggandeng kakak dari almarhum Randi.

Saat ini jenazah Randi berada di RS Abu Nawas, Kota Kendari untuk diautopsi guna mengetahui penyebab kematiannya.

Selain Randi, seorang mahasiswa lain, Yusuf Kardawi (19), semester tiga dari Fakultas Teknik UHO sedang kritis dan menjalani perawatan serius di RS Bahteramas.

Baca: Kata Polri soal Penyebab Tewasnya Randi, Mahasiswa yang Demonstrasi di Kendari

4. Mabes Polri Turunkan Tim

Mananggapi peristiwa tersebut, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim dari Mabes Polri.

Ia mengatakan pihaknya akan mendalami dan mengusut kejadian tersebut guna memastikan ada tidaknya pelanggaran hukum.

"Sudah kami turunkan tim dari Mabes Polri. Untuk mendalami dan mengusut kejadian tersebut," ujar Listyo dilansir Tribunnews.com.

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Golden Hart mengatakan, polisi yang menjaga aksi demo hanya melengkapi diri dengan tameng dan tongkat, serta pengurai massa menggunakan gas air mata, water canon, dan beberapa kendaraan.

Dia membantah bahwa petugas menggunakan peluru tajam saat melakukan pengamanan demo.

"Tidak ada (peluru), kami pastikan pada saat apel tidak ada satupun yang bawa peluru tajam, peluru hampa, peluru karet," ujar Harry dikutip dari Kompas.com.

Hal senada juga dikatakan Karo Penmas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, Ia mengatakan dalam penanganan untuk rasa, polisi tidak dibekali dengan senjata api maupun peluru tajam.

"Kebijakan Polri dalam mengawal dan mengamankan aksi unras (unjuk rasa) personel Polri tidak dibekali senjata api maupun peluru tajam. Hanya water canon, gas airmata dan tameng sebagai pelindung diri untuk menghadapi para perusuh," kata Karopenmas dikutip Tribunnews.com.

(Tribunnews.com/Tio/Tribun Timur, Kompas.com/KikiAndiPati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas