Perlu 2 Pendekatan Sembuhkan Luka Masyarakat Pascarusuh di Papua
Dia menyebutkan ada dua pendekatan yang bisa dilakukan yaitu sebagai bentuk dukungan terhadap warga yang mengalami kasus kericuhan di Papua tersebut
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM - Bantuan logistik dinilai tidak cukup dalam menyikapi persoalan kerusuhan di Papua.
Pendekatan terhadap warga setempat juga perlu dilakukan.
Menurut Psikolog Sosial dan Budaya, Dr Endang Mariani MPsi, ada beberapa hal yang harus dilakukan pascakerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah di Papua.
Baca: Pemkab Majalengka Siap Jemput Warganya yang Jadi Korban Kerusuhan di Wamena
"Masyarakat itu mungkin bisa jadi ada yang mengalami trauma. Nah itu dukungan logistik saja tentu tidak akan cukup. Makanya perlu adanya pendekatan-pendekatan tertentu yang harus dilakukan oleh relawan ataupun profesional dalam bidang itu," kata Endang di Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Dia menyebutkan ada dua pendekatan yang bisa dilakukan yaitu sebagai bentuk dukungan terhadap warga yang mengalami kasus kericuhan di Papua tersebut.
Pendekatan psikososial
Baca: Ibu Muda di Sintang Nyari Jadi Korban Pemerkosaan yang Dilakukan Teman Suami
Pertama yang harus dilakukan kata Endang, yaitu memastikan kondisi di lokasi sudah kembali aman atau tidak bergejolak panas.
Karena menurutnya, susah untuk melakukan pendekatan jika kondisi masih dalam keadaan tidak terkendali.
Psikososial awal yang akan dilakukan yaitu untuk para penyintas atau orang yang selamat dari kasus tersebut, baik itu dari anak-anak sampai orang tua, wanita dan juga pria.
Sebab, psikososial ini akan berhubungan dengan perilaku terkait traumatik yang acapkali dialami bagi orang, pascamengalami kejadian tragis versi individu masing-masing.
“Makanya yang pertama perlu diperhatikan yaitu kondisi aman, yang paling rentan adalah anak-anak meski bisa juga orang dewasa mengalami traumatik karena kejadian rusuh itu, makanya sebelum mendekati mereka dan melakukan pendekatan lain, membuat korban merasa aman itu penting,” ujarnya.
Hal tersebut dianggap penting, untuk dapat mengembalikan kondisi emosional mereka yang mengalami trauma disaat dan paska kerusuhan terjadi.
Baca: Masa Tanggap Darurat Bencana Gempa di Maluku Diperpanjang
Sehingga, setelah kondisi emosional tidak terguncang dan kembali seperti biasa meskipun diakui Endang tidak menjadikan mereka melupakan kejadian tersebut.
“Paling tidak, kita buat mereka dapat kembali menjalani kehidupan dengan semestinya setelah tragedi itu. Juga, buat mereka dapat mengontrol emosi mereka dengan normal,” tuturnya.