Diduga Jadi Tempat Penampungan Siswa Bermasalah, Pemerintah Tutup SMK Ichtus Manado
Aktifitas SMK Ichthus usai investigasi buntut tewasnya Guru Agama Alexander Werupangkey di tangan muridnya sendiri berinisial FL.
Editor: Eko Sutriyanto
FL merupakan satu di antaranya, ia sebelumnya berasal dari SMA 10.
Baca: KPAI Dukung Penegakan Hukum Pelaku Penganiayaan di Manado Gunakan Peradilan Pidana Anak
"Sebagian siswa lainnya adalah siswa pindahan," kata dia.
Tim menemukan sering, mendapati siswa merokok di sekolah dan sudah sempat dinasehati.
"Kasus yang agak ekstrim dari 4 siswa perempuan 2 sudah hamil dan sudah melahirkan," ungkap Grace.
Adapun, jadwal pelajaran tidak ada yang paten, malah fleksibel dan sering digabung
Sekolah tersebut diberikan izin operasional sejak tahun 2017 namun tidak menjalankan proses belajar mengajar sesuai standart.
"Sering jam 7 pagi belum ada siswa dan di sekolah itu tidak pernah mengadakan upacara bendera, gaji guru tidak lancar dibayar oleh pihak yayasan, karena tidak lancar bagian administrasi juga ad yang sudah mengundurkan diri," kata dia.
Siswa merokok di sekolah sudah sering terjadi, meski sudah berulang kali di tegur.
Ditutupnya sekolah itu, menyebabkan 40 siswa yang ada terancam berhenti mengeyam pendidikan sekolah.
Ini juga jadi persoalan kata Grace, siswa katanya ada 40 orang tapi di data dapodik 60 orang.
Dinas pendidikan pun siap menfasilitasi siswa agar bisa pindah ke sekolah terdekat, atau menfasilitasi ikut paket C
"Dalam waktu dekat ini kita akan temui orang tua untuk membicarakan mutasi siswa ke sekolah pascasekolah dibekukan," kata dia.
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Kasus Guru Tewas Dibunuh Siswa, Pemerintah Tutup SMK Ichtus, Wagub Alihkan Siswa ke Sekolah Lain