Fakta-fakta Penyiksaan Gadis 16 Tahun di NTT, Kronologinya hingga 6 Orang Ditangkap
Seorang gadis asal NTT disiksa dengan cara diikat dan digantung hingga nyaris tewas agar mengakui jika dirinya telah mencuri emas.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
Dikutip dari Kompas.com, setelah baterai telepon terisi penuh, NB kemudian kembali ke rumahnya yang berjarak sekitar 20 meter.
Tak lama, warga setempat bersama pemilik rumah tempat NB mengecas telepon seluler, mengikuti korban sampai ke rumahnya.
Mereka berteriak-teriak menuduh NB telah mencuri cincin mereka seharga Rp 500.000 lebih.
Lantaran dituduh seperti itu, NB lalu membantah dan mengatakan dirinya tidak mencuri cincin itu.
Baca: Ikut Siksa Gadis 16 Tahun hingga Hampir Tewas, Kepala Desa di NTT Diduga Kabur ke Timor Leste
Baca: Dimotori Kades, Gadis Usia 16 Tahun di NTT Disiksa Warga Satu Kampung: Diikat, Digantung, & Disetrum
Teriakan warga itu lalu didengar oleh Kepala Dusun Beitahu Margaretha Hoar.
Kepala dusun pun datang dan langsung memukul dan menggeledah rumah NB. Namun, dia tidak menemukan cincin itu.
Paman korban, Son Koli menuturkan, sekitar pukul 19.00 WITA, kepala dusun bersama warga mulai mengadili NB, bahkan sampai menyetrumnya lantaran gadis muda itu tak mau mengakui tuduhan tersebut.
"Penyiksaan NB berlanjut hingga Kamis (17/10/2019) pagi," ungkap Son.
Kepala Desa Babulu Selatan Paulus Lau yang mendapat laporan kejadian pencurian tersebut langsung mendatangi lokasi, lalu mengadili korban di rumah posyandu setempat.
Upaya Kepala Desa Babulu Selatan Paulus Lau untuk menyelesaikan masalah tersebut malah menyiksa NB.
NB didudukkan pada sebuah kursi plastik, lalu kedua tangannya diikat ke belakang kemudian digantung pada palang kayu posyandu.
"Pada saat bersamaan, keponakan saya ini terus dipukuli dan dicaci-maki oleh sejumlah warga yang menyaksikan hal tersebut," ujarnya.
2. Keluarga Korban Tak Terima
NB, gadis yang disiksa secara sadis oleh warga dan aparat desa setempat ini juga diungkapkan oleh paman korban, Son Koli.