Temuan Makam Misterius di Tengah Tambak yang Mengering Gegerkan Lamongan
Pada tumpukan bata menyerupai makam itu juga ditemukan kendi dari tanah liat namun pecah
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Hanif Manshuri
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Warga Desa Tawangrejo Kecamatan Turi Lamongan digegerkan temuan struktur batu bata merah yang diduga makam di tengah tambak Lamongan milik Sudarsono (56).
Kali pertama struktur dan tumpukan batu bata merah itu diketahui oleh menantu pemilik tambak, Syaiful Arif (36).
Struktur batu yang diduga makam tunggal temuan Arif itu pada bagian permukaan terdapat tumpukan batu merah dengan panjang 2 meter dan lebar 50 sentimeter.
Pada tumpukan bata menyerupai makam itu juga ditemukan kendi dari tanah liat.
Namun pecah akibat terkena alat petani yang dipakai untuk menggali tanah yang menimbun tumpukan bata tersebut.
"Tiga tahun lalu pernah digali tapi tidak sampai ditemukan apa - apa," kata Sudarsono, pemilik tambak warga RT 01 RW 03 Dusun Kauman Desa Tawangrejo Kecamatan Turi saat ditemui TribunJatim.com, Rabu (30/10/2019).
Bagaimana mulanya tumpukan bata yang diduga makam itu ditemukan?, Sudarsono mengungkapkan, temuan itu dari firasat menantunya, Syaiful Arif yang mengaku seperti ada orang mengajak Arif dan Arif diminta menggali di tengah tambak yang kondisi saat ini kering.
Baca: Truk Pengangkut Batu Bata Tabrak Mobil, 4 Korban Dikabarkan Tewas
"Jadi menantu saya katanya seperti ada orang yang menyeretnya ke tambak dan ditunjukkan ada sesuatu," ungkap Sudarsono.
Arifpun menuruti kemauan itu dan mencoba menggali di bagian permukaannya.
Beberapa kali tanah kering itu digali, ternyata menyentuh benda keras.
Penasaran, dan teru dicari, ternyata tumpukan batu bata menyerupai makam yang sudah terpendam lama.
Arif kemudian berinisiatif memberi batas lingkaran dari tanah seluas makam tersebut.
"Anehnya ketika tempat itu saya beri tanda kayu yang saya tancapkan di sisi utara dan selatan, begitu tiba di rumah seperti ada yang membisiki agar patok kayu itu dicabut. Seperti ada yang melarang," kata Syaiful Arif seperti diceritakan pada mertuanya, Sudarsono.