Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hadapi Datangnya Cuaca Ekstrem, BPBD Boyolali Jawa Tengah Sarankan Langkah Ini

Hadapi perubahan cuaca, BPBD Boyolali himbau masyarakat untuk segera mewaspadai timbulnya cuaca ekstrem

Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Hadapi Datangnya Cuaca Ekstrem, BPBD Boyolali Jawa Tengah Sarankan Langkah Ini
https://bestofthesouthbay.com
ILUSTRASI - Info BMKG: Udara terasa sangat panas di sebagian wilayah Indonesia, ternyata akibat gerak semu matahari. 

TRIBUNNEWS.COM - Cuaca ekstrem yang akhir-akhir ini melanda sebagian besar wilayah Indonesia, mengakibatkan fenomena yang berdampak bagi aktivitas masyarakat.

Dalam rangka mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, BPBD Boyolali mengimbau agar masyarakat tidak panik dan selalu mewaspadai segala hal kemungkinan yang bisa terjadi.

Secara empiris, Kepala Darurat dan Logistik BPBD Boyolali, Kurniawan menjelaskan fenomena-fenomena cuaca yang saat ini terjadi.

Ia menjelaskan Indonesia hanya memiliki 2 musim, musim kemarau dan musim penghujan.

Disaat mulai pergantian musim, biasanya terjadi antara bulan Oktober sampai Desember, banyak ditandai dengan fenomena perubahan cuaca yang drastis.

Baca: Luncurkan Program Kemilau Emas, Bank BTN Bidik Tabungan Baru hingga Rp 3 Triliun

“Ini sedang pergantian musim, karena indonesia hanya memiliki 2 musim, panas dan penghujan. Setiap pergantian musim kering ke musim penghujan biasanya di tandai dengan cuaca ekstrim,” kata Kurniawan saat di wawancarai via telepon oleh Tribunnews.com, Selasa (29/10/2019).  

Kurniawan menuturkan, disaat peralihan musim, fenomena-fenomena cuaca seperti angin kencang, hujan tidak merata, petir, kerap kali timbul dan berdampak di suatu daerah tertentu.

Berita Rekomendasi

Musim kemarau tahun 2019 jika di bandingkan dengan tahun 2018, durasi panjang musim kemaraunya lebih lama di tahun 2019. Kurniawan memperediksi cuaca panas akan sampai di pertengahan bulan November.

“Cuaca panas saat ini nanti akan ditandai dengan panas yang begitu kering, dan begitu hujan datang dengan ekstrim, maka timbul lah potensi tanah longsor di pegunungan,” ujar Kurniawan.  

Baca: Aji Santoso Latih Persebaya Surabaya, Berikut Durasi Kontrak yang Diberikan Manajemen Bajul Ijo

BPBD Boyolali juga sudah mengantisipasi berbagai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

“Kita sudah berkomunikasi dengan teman teman relawan yang tersebar di seluruh wilayah Boyolali untuk melakukan pelaporan setiap harinya,” imbuhnya.

Di tengah cuaca yang ekstrem, terlebih ketika musim kemarau yang berkepanjangan, bencana kekeringan sudah terjadi di wilayah Boyolali.

BPBD Boyolali menghimbau kepada masyarakat, agar tidak melakukan tindakan pembakaran secara sembarangan.

Ancaman kebakaran di musim kemarau sangat riskan terjadi. Terlebih cuaca kemarau juga ditandai dengan angin besar.

Kebakaran hutan di lereng Gunung Merbabu merupakan imbas dari musim kemarau yang berkepanjangan.

Kebakaran Gunung Merbabu, Kamis (12/9/2019).
Kebakaran Gunung Merbabu, Kamis (12/9/2019). (Facebook Tagana Surakarta)
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas