Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saat Ritual Mandi Safar Tidak Ada Gangguan Serangan Buaya di Sungai Mentaya

Padahal berulangkali buaya menyerang warga yang beraktivitas yang membuat korban kehilangan tangan atau kaki bahkan jenazahnya hilang

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Saat Ritual Mandi Safar Tidak Ada Gangguan Serangan Buaya di Sungai Mentaya
Banjarmasinpost.co.id/Faturahman
Pulau Hanaut di Tengah Sungai Mentaya ini adalah tempat habitat Buaya Muara Mentaya, Kotim yang ganas 

Laporan Wartawan Banjarmasin Post Faturahman

TRIBUNNEWS.COM, SAMPIT - Sungai Mentaya dikenal menjadi habitat buaya ganas yang sering menyerang warga.

Utamanya masyarakat melakukan akifitas di sungai terutama mereka yang ada di bantaran sungai tersebut.

Buaya Muara Sungai Mentaya ini ukurannya bahkan cukup besar, bahkan  ada yang mencapai enam sampai tujuh meter.

Selama ini banyak terdapat di dua pulau yang ada di tengah Sungai Mentaya.

Dua pulau yang terkenal banyak terdapat habitat buaya tersebut adalah Pulau Hanaut dan Pulau Lepeh yang ada di sekitar Samuda Ibu Kota Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kotim.

Sebagian warga setempat awalnya merasa takut dengan pelaksanaan mandi safar yang digelar oleh Pemkab Kotim tersebut, karena dalam tiga tahun ini, sudah banyak warga bantaran sungai yang diserang buaya ganas.

Berita Rekomendasi

Ada yang tangannya atau kakinya buntung akibat diserang buaya saat melakukan aktifitas di sungai.

Bahkan ada yang tewas diserang buaya atau ada warga yang hilang tak jelas dimana jasadanya.

Namun, sejak puluhan tahun silam hingga pelaksanaan terakhir, tanggal 23 Oktober 2019 lalu, tidak pernah ada pemandi safar yang diganggu buaya ganas tersebut.

"Ini memang unik dan ghaib meski banyak buaya tapi ga ada pemandi safar yang diserang buaya," ujar Taufik salah satu warga bantaran Sungai Mentaya.

Dihibur Artis

Pelaksanaan Mandi Safar di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, saat ini semakin semarak, bahkan masyarakat dengan rela hati turut serta merayakannya.

Warga yang datang bukan sekadar hanya untuk melakukan mandi safar saja, sebagian dari mereka bahkan ada juga yang tidak ikut mandi namun hanya untuk menghibur saja.

Mereka datang menggunakan kelotok yang dibagian atasnya diletakkan sound system dengan pembangkit menggunakan mesin accu yang berkekuatan cukup untuk beberapa jam mereka menyanyi di berjoget diatas kelotok.

Kegiatan yang baru saja di gelar di Sampit ini, semakin semarak dengan adanya sebagian warga yang menghibur para pandi safar dengan membawa alat musik untuk bernyanyi dan bergoyang diataa kelotok.

Lebih unik lagi, dalam kegiatan tersebut, Sekda Kabupaten Kotim, Halikinnor turut serta memeriahkan kegiatan tersebut dengan menyawer para pemandi safar tersebut dengan uang yang mencapai jutaan rupiah.

"Aku dapat Rp100 ribu saweran pak sekda," ujar Purwanti salah satu pemandi safar.

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Banyak Buaya Berkeliaran di Sungai Mentaya, Anehnya Warga yang Mandi Safar Tak Pernah Diganggu

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas