Siswa Kelas 5 SD Nekat Curi Ponsel untuk Biaya Sekolah, Akui: Ayah Meninggal dan Ibu Gangguan Jiwa
Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) yang duduk kelas 5, RT, nekat mencuri ponsel milik tetangga kosnya di Kompleks IDI.
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) yang duduk kelas 5, RT, nekat mencuri ponsel milik tetangga kosnya di Kompleks IDI, Kecamatan Panakkukang, Makasar.
Dilansir dari Kompas.com, remaja 14 tahun ini mencuri dan kemudian menjual ponsel curiannya seharga Rp 300 ribu kepada seseorang yang tinggal tidak jauh dari indekosnya.
Kepada polisi RT bercerita bahwa uang hasil curiannya tersebut ia gunakan untuk biaya sekolah.
RT memang tak seperti siswa kelas 5 pada umumnya, di mana di usianya yang seharusnya duduk di bangku SMP, namun ia masih kelas 5 SD.
Ia mengaku bingung bagaimana membiayai sekolahnya karena ayahnya telah meninggal dua tahun lalu dan ibunya mengalami gangguan jiwa.
"Memang anak ini terlambat sekolah. Dia bingung mau biayai sekolahnya, karena bapaknya sudah meninggal. Sementara ibunya mengalami gangguan jiwa," kata Ahmad Halim.
Baca: Update Harga HP Samsung November 2019, di Bawah Rp 5 Jutaan Beserta Spesifikasinya
RT saat ini tinggal berdua bersama ibunya di kos tempat ia mencuri ponsel.
"(Motifnya) betul demi biaya sekolah. Pelaku masih duduk di bangku SD kelas 5," kata Kepala Seksi Humas Polsek Panakkukang Bripka Ahmad Halim, Selasa (5/11/1019).
Korban cabut laporan
RT mengambil ponsel milik tetangga kosnya dengan cara membongkar jendela kamar.
Saat pencurian terjadi, penghuni kamar yakni perempuan asal Poso, Sulawesi Tengah sedang tidak berada di kamar kos.
RT kemudian diamankan di indekosnya tempat ia mencuri pada Senin (4/11/2019).
Baca: Ambil Gambar Pasca Kecelakaan, Wanita Ini Justru Temukan Foto Aneh dalam Ponselnya yang Bikin Takut
Setelah mengetahui alasan RT mencuri untuk biaya sekolah, korban pun mencabut laporannya.
RT kemudian diserahkan oleh penyidik ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk mendapatkan pembinaan.
"Korban mencabut laporan serta tidak keberatan karena merasa kasihan. Korban dan pelaku juga satu kosan," kata Ahmad Halim.
(Kompas.com/Himawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.