Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Nyanyian' Bahar Menguak Konspirasi dengan Ibunya Membunuh Sang Ayah, Mayatnya Dicor di Bawah Musala

Setelah mendengar cerita Bahar itulah, akhirnya Misri dan Bahar mendatangi Polsek Ledokombo dan melaporkan peristiwa itu.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 'Nyanyian' Bahar Menguak Konspirasi dengan Ibunya Membunuh Sang Ayah, Mayatnya Dicor di Bawah Musala
Sri Wahyunik/Surya
Bahar (kanan kapolres) dan Busani (kiri kapolres) tersangka pembunuhan Surono saat rilis di Mapolres Jember 

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Pembunuhan yang dilakukan Bahar Mario (25) terhadap sang ayah, Surono (51) terbilang sadis.

Sedangkan Busani (45), istri Surono, juga terbilang tega karena 'mengamini' perbuatan anaknya terhadap Surono.

Bahar dan Busani kini sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan kasus jasad pria Jember di bawah musala terhadap petani Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo, Jember itu.

Anak dan ibu itu disangka memakai Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, junto Pasal 55 KUHP tentang melakukan perbuatan pidana secara bersama.

Perbuatan yang terbilang sadis, serta sikap istri yang tega itu diketahui dari paparan yang disampaikan Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

Dua orang tersangka yakni Bahar, dan Busani dihadirkan saat rilis tersebut. Keduanya sudah memakai baju tahanan Polres Jember.

Polisi yang menyelidiki peristiwa itu sejak dilaporkan Minggu (3/11/2019) malam, akhirnya menetapkan Bahar sebagai tersangka pembunuhan Surono.

Berita Rekomendasi

Sedangkan Busani, membantunya serta mengamini perbuatan anaknya.

Alfian membeberkan, pembunuhan itu dilakukan di akhir Maret 2019.

Baca: Sebelum Habisi Ayah dan Mengubur di Bawah Musala, Bahar Juga Pernah Menganiaya Ibu Nyai Saat Mondok

Baca: Kronologi Pembunuhan Surono, Dihabisi Saat Tidur Lalu Tubuhnya Mayatnya Diseret Lalu Ditanam

Baca: Kumpulan Pembunuhan Sadis Oleh Anggota Keluarga, dari Racun Sianida hingga Dikubur di Musala

Suatu malam, Bahar pulang ke rumahnya sekitar pukul 23.00 Wib. Kepulangannya itu untuk membunuh sang ayah.

Busani menyambut kepulangan anak keduanya itu.

Tak lama setelah di rumah, Bahar mendatangi Surono yang sedang tidur di kamar depan rumah bagian barat.

Sebagai gambaran, rumah keluarga Surono memiliki dua bangunan induk tetapi gandeng.

Ada dua pintu masuk. Kedua bangunan berjejer dari timur ke barat. Ketika Bahar datang, Busani tidur di kamar rumah sisi timur, sedangkan Surono ada di sisi barat.

Saat Surono tidur itulah, Bahar memukulnya memakai linggis.

Wajah bagian kiri Surono mengalami luka parah, dan terjadi pendarahan hebat.

Busani membantu sang anak, dengan mematikan lampu di depan rumah yang berada di dekat kamar Surono.

"Korban S juga memiliki riwayat sakit pernafasan. Luka berat ditambah riwayat penyakitnya itulah yang diduga menjadi penyebab kematian dia," ujar Alfian.

Surono tewas akibat pukulan linggis itu. Bahar bersama Busani kemudian menggotong mayat Surono ke belakang rumah itu.

Bahar menggotong bagian atas, sedangkan Busani memegangi kakinya.

Saat menggotong itu, Busani melepaskan gotongannya karena diduga tidak kuat. Akhirnya Bahar menyeret tubuh sang ayah ke bagian belakang rumahnya.

Ketika peristiwa itu terjadi, bagian belakang rumah belum menjadi dapur permanen seperti saat kasus itu terendus pada Minggu (3/11/2019). Di belakang rumah hanya ada bangunan semi permanen, dan lahan kosong.

Bahar menggali tanah di bangunan semi permanen itu. Dia pun memasukkan tubuh ayahnya ke liang itu.

Baca: Terkini Mayat Pria Dicor di Bawah Musala, Ternyata Korban Dibunuh Anaknya Pakai Linggis saat Tidur

Baca: Teka-teki Mayat Pria Dicor di Bawah Musala: Anak Ngaku Mimpi Bapaknya hingga Istri Malah Nikah Lagi

Karena liangnya tidak begitu panjang, kaki Surono tertekuk dengan kepala ada di sisi barat. Dia menempatkan linggis di bawah jasad ayahnya. Surono terkubur bersama baju dan sarungnya. Setelah itu, Bahar menimbun tubuh ayahnya memakai semen yang telah dicampur air hingga lubang itu tertutup.

Setelah peristiwa yang terjadi tengah malam itu, Bahar mengambil tas milik Surono. Di tas itu, tersimpan uang tunai sebanyak Rp 6 juta.

Uang itu diambil oleh Bahar. Setelahnya, dia membonceng ibunya memakai sepeda motor CBR ke rumah neneknya. CBR milik Surono ini belakangan dijual oleh Bahar seharga Rp 19 juta.

Setelah membunuh ayahnya, Bahar menitipkan ibunya ke rumah sang nenek, Misnatun, yang tidak jauh dari rumah Surono.

Kemudian, dia pulang ke rumah istrinya yang masih berada di Desa Sumbersalak. Bahar masih menginap semalam di rumah istrinya. Keesokan harinya, dia kembali ke Bali.

Selang beberapa hari, Busani mengabari Bahar kalau lubang yang dibuatnya merenggang.

Bahar kemudian meminta sang ibu kembali menguruk lubang penguburan Surono memakai semen dicampur air.

Beberapa hari kemudian, Bahar pulang. Dia pun kembali menutup lubang itu.

Dia menguruknya memakai tanah, kemudian menutupnya memakai keramik. Pemasangan keramik dilakukan sekaligus memperbaiki dapur itu.

Dapur dibangun menjadi bangunan permanen. Lubang penguburan Surono diubah menjadi musala atau tempat shalat berkeramik hitam. Dapur dibuat bergaya modern. Dapur itu juga bisa menampung sepeda motor.

Tidak ada yang curiga dengan peristiwa itu. Hingga akhirnya, kasus itu terungkap pada Minggu (3/11/2019).

Bahar juga yang secara tidak sengaja membuka kematian ayahnya. Meskipun dia sudah mengarang cerita kepada Kepala Dusun Juroju, Misri (bukan Misli, seperti dalam berita sebelumnya, red).

Kepada Misri, Bahar bercerita kalau ayahnya telah mati dan dibunuh Jm (suami siri Busani).

Dia mengetahui itu, setelah bertanya kepada sang ibu.

Kepada Misri, Bahar mengaku bermimpi ditemui sang ayah.

Dia pun menelepon ibunya untuk bertanya tentang keberadaan ayahnya.

Bahar juga bercerita kepada Misri, setelah dia bertanya kepada ibunya, ternyata ayahnya telah mati.

"Kata Bahar waktu cerita ke saya, ayahnya katanya dibunuh oleh lek-nya. Lek-nya itu mengacu kepada suami siri Busani. Waktu cerita ke saya, saya kan nggak ngerti apakah itu benar atau tidak. Kalau tidak benar, kan berarti dia mengarang cerita. Namun tentang tidak adanya Pak Wid (panggilan akrab Surono, red), memang saya ketahui sudah agak lama. Dia lama tidak terlihat," ujar Misri kepada TribunJatim.com.

Setelah mendengar 'nyanyian' Bahar itulah, akhirnya Misri dan Bahar mendatangi Polsek Ledokombo dan melaporkan peristiwa itu.

Dari sinilah, akhirnya misteri hilangnya Surono terkuak. Surono tidak hilang, namun meninggal dunia. Jasadnya terkubur di rumahnya sendiri.

Tidak disangka pula, pelaku pembunuhan ternyata Bahar, anak keduanya. Sang istri, Busani juga terlibat dalam peristiwa itu. (Sri Wahyunik)

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul KRONOLOGI Pembunuhan Jasad Pria Jember di Bawah Musala, Pelaku Tak Sengaja 'Kuak' Kematian Ayahnya

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas