Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengajian Tertutuo Sering Digelar di Rumah Syafri, Warga yang Tak Mau Hormat Pada Bendera

Rumah itu kemudian ditinggali oleh menantunya, Syafri dan istrinya, Ainun serta dua orang anaknya yang masih kecil.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pengajian Tertutuo Sering Digelar di Rumah Syafri, Warga yang Tak Mau Hormat Pada Bendera
M Andimaz Kahfi/Tribun Medan
Polisi saat melakukan penggeledahan di rumah berwarna hijau oranye yang merupakan rumah terduga pelaku bom bunuh diri Dedek di Gang Melati VIII Marelan. 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Rumah bercat pink milik warga bernama Syafri terlihat diberi garis polisi oleh tim gabungan, pada Jumat (15/11/2019) sekitar pukul 14.30 WIB.

Dia terlihat pergi meninggalkan rumahnya berboncengan bersama kawan-kawannya pada Rabu sore (13/11/2019) menggunakan dua sepeda motor.

Salah seorang warga, Djuhadi (75) mengatakan, rumah itu sebelumnya ditinggali oleh Iwan.

Umurnya terpaut beberapa tahun lebih muda darinya.

Dua bulan yang lalu Iwan pergi ke Bengkulu bersama anak dan cucunya, menyusul istrinya yang sudah duluan di sana.

Rumah itu kemudian ditinggali oleh menantunya, Syafri dan istrinya, Ainun serta dua orang anaknya yang masih kecil.

Baca: Dengar Identitas Pengantin Bom Mapolrestabes Medan Ketahuan, Andre Langsung Menghilang

Baca: Istri Siapkan Bom di Bali dan Dedek Berubah Drastis Setelah Enam Bulan Ikuti Sebuah Perkumpulan

Baca: Pengamat Duga Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Tak Direkrut Secara Khusus

Selama ini, di rumah itu sering dilakukan pengajian dengan sekitar 10 sampai 20 orang yang ikut pengajian secara tertutup.

BERITA TERKAIT

Dia menyebutnya tertutup lantaran tamu-tamu yang ikut pengajian adalah orang luar.

Pada awal-awal saja mereka di luar kemudian masuk ke dalam lalu pintunya ditutup.

"Aktivitas itu, sudah berlangsung sejak 4-5 tahun yang lalu. Kami di sini tidak ada yang tahu pengajiannya apa.

Tim gabungan Inafis dan Labfor melakukan olah TKP di depan gedung Mapolrestabes Medan pascabom bunuh diri yang dilakukan seorang pemuda, di Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019). Akibat peristiwa tersebut pelaku tewas dan enam orang mengalami luka-luka, empat diantaranya personel kepolisian. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Tim gabungan Inafis dan Labfor melakukan olah TKP di depan gedung Mapolrestabes Medan pascabom bunuh diri yang dilakukan seorang pemuda, di Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019). Akibat peristiwa tersebut pelaku tewas dan enam orang mengalami luka-luka, empat diantaranya personel kepolisian. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Orangnya tertutup dan pintunya itu juga ditutup," kata Djuhadi di dekat area yang diberi garis polisi, Jumat (15/11/2019).

Aktivitas tersebut membuat warga resah. Keresahan masyarakat karena keluarga itu tidak mau bergaul.

Bahkan warga juga melarang mereka beribadah di masjid sekitar yang jaraknya hanya sekitar 50 meter.

"Karena sudah lain pengajiannya. Orang di sini sudah dianggapnya tak ada saja.

Di luar kelompok itu dianggapnya kafir," ujarnya.

Keluarga Syafri, sangat jarang bersosialisasi.

Istri Syafri pun sudah mengubah penampilannya.

Di saat lebaran mereka beribadah di tempat lain.

Syafri dulunya seorang Sekuriti di Ujung Baru, Belawan yang dipecat karena tak mau menghormat pada bendera.

"Adalah beberapa bulan lalu dipecatnya. Dia dipecat dia karena tak mau hormat bendera," katanya.

Hingga saat ini, tim gabungan polisi masih berada di Jalan Tambak Lingkungan 20, Kelurahan Sicanang (Canang Kering) Kecamatan Medan Belawan.

Rumah Syafri hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah Rudi Suharto (52), ayah Fadli, Aris dan Andre yang juga teman satu pengajian dengan Rabbial Muslim Nasution, Pengantim bom di Mapolrestabe Medan.

Menurut Djuhadi, ketiga anak Rudi itu sangat jarang tampak berkomunikasi dengan Syafri.

Seperti diberitakan sebelumnya, tim gabungan dari Polda Sumatera Utara, Polrestabes Medan dan Polres Pelabuhan Belawan menyisir ke beberapa titik yang diduga terkait insiden bom bunuh diri di Mako Polrestabes Medan pada Rabu pagi (13/11/2019).

Pria yang melakukan aksi bom bunuh diri diketahui bernama RMN alias Dedek (24), yang alamat KTP nya berada di Jalan Jangka, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah.

Brigjen Dedi Prasetyo, Karopenmas Mabes Polri menyebutkan pelaku bom bunuh diri di Medan berinisial RMN dan dilakukan secara Lone Wolf, Rabu (13/11/20
Brigjen Dedi Prasetyo, Karopenmas Mabes Polri menyebutkan pelaku bom bunuh diri di Medan berinisial RMN dan dilakukan secara Lone Wolf, Rabu (13/11/20 (Tangkapan layar channel Youtube Kompas TV)

Polisi kemudian menyisir ke rumah mertua dan tempat tinggalnya di Pasar 1 rel, Kelurahan Tanah 600, dan Pasar 2 Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, pada Rabu sore. Berlanjut pada malam hari, polisi juga menyisir ke Belawan.

Wakapolda Sumut, Brigjen Pol. Mardiaz Kusin pada Kamis sore menjelaskan bahwa sudah 12 orang diamankan masih sebagai saksi.

Mereka adalah istri Rabbial, orangtua, mertua, kerabat dan tetangganya.

Sehari berselang, pada Kamis malam (14/11/2019), diperoleh informasi penangkapan dua orang di Jalan Tambak Lingkungan 20, Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan.

Mereka yang diamankan adalah Aris (28) dan Fadli (23).

Sedangkan seorang saudara lainnya bernama Andre (21) melarikan diri dan sampai saat ini belum diketahui dimana keberadaannya.(M.Andimaz Kahfi)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Djuhadi Ungkap Rumah Syafri Sering Gelar Pengajian secara Tertutup,

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas