Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wisatawan Ini Diterkam Harimau saat Berkemah di Taman Gunung Dempo, Alami Luka Robek di Tubuhnya

Kabag Umum RSUD Besemah, Anca membenarkan jika tadi malam ada pasien yang masuk ke RS Besemah karena diduga diterkam harimau.

Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Wisatawan Ini Diterkam Harimau saat Berkemah di Taman Gunung Dempo, Alami Luka Robek di Tubuhnya
SRIWIJAYA POST/WAWAN SEPTIAWAN
Salah satu wisatawan yang diduga menjadi korban diterkam harimau dikawasan Gunung Dempo Kota Pa4garalam, Jumat (15/11/2019) malam. 

TRIBUNNEWS.COM  - Seorang wisatawan di taman wisata Gunung Dempo, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, dikabarkan diterkam seekor harimau.

Akibatnya, korban yang diketahui bernama Irfan (19) tersebut harus dilarikan ke rumah sakit setempat.

Dilansir dari Kompas.com, diketahui korban sebelumnya sempat berkemah di lokasi kejadian.

Lantas tiba-tiba saja seekor harimau mendadak menyerang pemuda asal Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) tersebut.

Kapolres Pagaralam AKBP Dolly Gumara menuturkan, akibat kejadian tersebut korban mengalami luka di beberapa tubuhnya dan saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Korban selamat, sekarang masih menjalani perawatan di rumah sakit," kata Dolly, Sabtu (16/11/2019).

Dolly menerangkan, mereka saat ini telah berkoordinasi bersama Badan Penanggulangan Bendacana Daerah (BPBD) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat mencari keberadaan harimau tersebut agar dilakukan evakuasi.

BERITA REKOMENDASI

Untuk sementara, warga pun diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di lokasi berkemah sampai harimau tersebut bisa dievakuasi petugas.

"Kami juga melaksanakan patroli di kawasan itu. Masyarakat diimbau jangan camping dahulu sementara waktu, sampai kondisi sudah aman," ujar dia.

Wisatawan Lihat Penampakan Harimau di Gunung Dempo

Salah satu wisatawan yang diduga menjadi korban diterkam harimau dikawasan Gunung Dempo Kota Pa4garalam, Jumat (15/11/2019) malam.
Salah satu wisatawan yang diduga menjadi korban diterkam harimau dikawasan Gunung Dempo Kota Pa4garalam, Jumat (15/11/2019) malam. (SRIWIJAYA POST/WAWAN SEPTIAWAN)

Dilansir dari TribunSumsel.com, akhir-akhir memang sejumlah warga dikawasan Kabupaten Lahat tepatnya di kecamatan Muara Payang dihebohkan dengan penampakan Harimau disejumlah lahan kebun kopi milik warga.

Namun bukan saja dikawasan Kecamatan Muara Payang warga melihat penampakan binatang buas tersebut.


Kemarin Jumat (15/11/2019) salah satu wisatawan asal Kabupaten Empat Lawang yang sedang berwisata dikawasan Gunung Dempo melihat penampakan Harimau yang sedang berjalan diareal Kebun Teh Gunung Dempo.

Pantauan sripoku.com, Sabtu (16/11/2019) menyebutkan, salah satu akun Isnrtagram milik Muklis_Java mendapat kiriman Snapgram dari temannya yang memperlihatkan video penampakan harimau yang sedang berada dikawasan Take Off Paralayang Kota Pagaralam.

Panjat Pohon

ilustrasi harimau
ilustrasi harimau (Pixabay)

Warga Desa Mekarjaya, Kelurahan Gunung Dempo, Kecamatan Pagaralam Selatan tepat berada di kaki Gunung Dempo

Desa yang berada di ketinggian 1575 meter di atas permukaan laut (Mdpl)

Warga desa ini sering menghadapi fenomena turunnya binatang-binatang yang bermukim di Hutan Gunung Dempo.

Terdapat banyak binatang liar yang berada di Gunung Dempo.

Warga mengatakan binatang tersebut seperti rusa atau menjangan, kijang, beruang, bahkan harimau.

Untuk rusa dan beruang warga bahkan sudah sangat sering melihatnya.

Beberapa kasus menyebabkan konflik antara manusia dan hewan.

Suryanto, warga Desa Mekarjaya bahkan harus memanjat pohon dan berdiam diri selama setengah jam di atas pohon.

Ia yang sedang mencari kayu di atas pohon secara tidak sengaja melihat kemunculan harimau.

"Setengah jam hanya diam di atas pohon," ujarnya bercerita.

Harimau yang ia lihat berukuran sebesar anak sapi berbuntut panjang dan lehernya ditumbuhi banyak bulu.

Diperkirakannya harimau tersebut sudah berumur puluhan tahun.

Dari atas pohon yang ia panjat Suryanto yang saat itu bersama temannya melihat harimau tersebut tengah menyeret seekor babi hutan.

Tidak ada gerakan yang dilakukan oleh Suryanto.

Ia takut harimau tersebut mengetahui keberadaannya.

"Merinding sekali saat itu," ceritanya

Pohon yang dipanjat oleh Suryanto tersebut ternyata berada tepat di jalur yang biasa dilalui oleh harimau.

Hal tersebut baru ia sadari setelah menemukan banyak bekas tapak harimau di sepanjang jalur.

Setelah kejadian tersebut Suryanto sempat selama dua minggu lamanya tidak berani mencari kayu bakar ke hutan lagi.

Ia mengaku trauma atas kejadian yang ia alami.

Bertemu harimau secara langsung merupakan kali pertama bagi Suryanto sejak tahun 1974 tinggal di kaki Gunung Dempo.

Hal tersebut ia alami sekitar dua tahun lalu saat terjadi musim kemarau.

Jalur Harimau

Bersama Suryanto, Tribun Sumsel diajak untuk melihat langsung lokasi pertemuannya dengan harimau tersebut.

Lokasinya sendiri berada di atas bukit Desa Mekarjaya.

Butuh waktu selama satu jam untuk mencapai lokasi yang dipenuhi tumbuhan berduri.

Jalur yang dilewati Tribun Sumsel merupakan jalur yang biasa dilalui oleh harimau.

Suryanto menyebutnya jalur kuda jaman Belanda karena sebelumnya memang dipakai oleh mandor-mandor Belanda untuk mengawasi kebun teh milik mereka.

Banyak batang teh setinggi lebih dari 30 meter yang berada di lokasi tersebut.

Jalur itu sendiri tepat berada di pinggir jurang yang kedalamannya hingga 65 meter.

Di jalur kuda jaman Belanda tersebutlah ada tempat peristirahatan harimau yang bentuknya seperti goa.

Di tempat peristirahatan itulah Suryanto menunjukkan jejak bekas kaki harimau yang ukurannya seperti telapak tangan orang dewasa.

ilustrasi Jejak kaki yang diduga kaki harimau di kawasan permukiman warga di Jalan Palembang RW 07 Kelurahan Sialang Rampai Kecamatan Tenayanraya, Rabu (13/2/2019).
ilustrasi Jejak kaki yang diduga kaki harimau di kawasan permukiman warga di Jalan Palembang RW 07 Kelurahan Sialang Rampai Kecamatan Tenayanraya, Rabu (13/2/2019). (Istimewa)

" Ini harimaunya belum terlalu besar," ungkapnya.

Selain harimau, Suryanto juga mengaku pernah melihat seekor orang utan yang lebih mirip seperti gorila.

Binatang tersebut berjalan seperti manusia dengan ukuran orang dewasa.

" Itu (orang utan) saya ketemu setelah hujan reda. Tidak sempat sampai bertatapan muka," ungkap mantan ketua RT ini.

Rasa takut jika bertemu kembali dengan binatang-binatang tersebut masih sering merasuki fikiran Suryanto.

Namun mitos yang dipercayai warga bahwa harimau akan menghindar jika bertemu manusia membuatnya sedikit merasa aman.

Selain itu Suryanto selalu menaburkan garam jika hendak bekerja di lokasi dekat hutan.

Tugasnya sebagai mandor di PTPN VII membuatnya sering keluar-masuk hutan.

" Kita mengasih tanda bahwa ada manusia. Harimau itu tidak akan bisa makan selama 40 hari jika bertemu manusia. Jika kebetulan bertemu tandanya sama-sama apes (sial)," ungkapnya.

(Kompas.com/Aji YK Putra) (Tribunsumsel.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas