Cerita Aipda Andrew, Polisi Berkaki Palsu Tetap Semangat Menjalankan Tugas, Simak Kisah Heroiknya
Kemudian pada April 2006, Aipda Andrew pindah tugas menjadi anggota organik Sat Brimob Polda Sulteng dan ikut Operasi Tinombala.
Editor: Hendra Gunawan
“Nah saat memberikan pertolongan tersebut betis kaki kanan saya kena tembak.
Berselang 30 menit, 8 orang anggota yang membawa mayat tiba dan langsung memberikan bantuan. Saat itu juga tidak ada suara tembakan dari perbukitan,” jelasnya.
Aipda Andrew dan Bripda Baso langsung dievakuasi ke mobil patroli.
Sempat dibawa ke Puskesmas Sausu, tetapi karena kondisi luka yang cukup parah akhirnya dibawa ke RS Bhayangkara Palu yang ditempuh selama 9 jam.
Tiba di RS Bhayangkara Palu, kami langsung mendapat penanganan medis oleh dokter.
“Sempat dirawat selama 5 hari di ICU, kondisi saya justru semakin memburuk dan akhirnya saya sendiri meminta untuk dirujuk ke RS Sanglah, Denpasar,” imbuh Aipda Andrew.
“Kenapa saya meminta dirujuk ke RS Sanglah? Bayangan saya waktu itu pasti akan mati.
Kalau mati di RS Sanglah, setidaknya saya tidak menyusahkan keluarga. Syukur saya bisa melewati cobaan tersebut,” sambungnya.
Syok Diamputasi
Dokter di RS Sanglah menilai bahwa luka tembak di kaki Aipda Andrew sudah infeksi.
Apabila tidak diamputasi akan menyebabkan kematian karena sudah tidak ada aliran darah ke kaki bagian bawah.
“Saya langsung syok dan sedih mendengar penjelasan dokter.
Saat itu juga saya bersama keluarga memutuskan dan menyetujui dilakukan operasi amputasi di atas lutut tanggal 17 Januari 2019.
Saya sudah dioperasi sebanyak 8 kali untuk mengangkat serpihan peluru,” tuturnya.