Detik-Detik Aula SMKN 1 Miri Sragen Roboh Terkena Angin Puting Beliung, 3 Siswa Patah Tulang
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ambruknya aula SMKN 1 Miri Sragen, namun tiga siswa mengalami patah tulang dan dirawat di RS Karima Utama Solo
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: bunga pradipta p
Dilansir TribunSolo.com, Kasubag Humas Polres Sragen, AKP Agus Jumari mengatakan bangunan yang ambruk berukuran 12x24 meter dan terbuat dari kayu.
Dikatakannya, peristiwa tersebut terjadi saat hujan disertai angin kecang.
Agus menuturkan, saat itu siswa kelas 11 dan 12 sedang melaksanakan praktik pengelasan di lapangan tenis yang berlokasi di belakang aula SMK.
Namun karena hujan, para siswa berteduh di aula tersebut.
Dikatakannya, saat itu guru sudah meminta kepada para siswa yang berteduh di aula untuk berpindah, karena aula sudah terlihat goyang.
Namun demikian, para siswa yang berteduh belum sempat meninggalkan aula hingga akhirnya roboh menimpa para siswa yang berteduh.
Agus mengatakan, para siswa yang menjadi korban ambruknya bangunan tersebut mengalami luka di bagian kepala dan patah tulang.
"Rata-rata korban mengalami luka di kepala dan patah tulang," jelas AKP Agus, Rabu (20/11/2019), dikutip dari TribunSolo.com.
Wakil Kepala sekolah SMKN 1 Miri, Sutarno mengatakan, sesaat sebelum peristiwa ambruknya bangunan aula langit mendung dan hujan kemudian turun.
Awalnya langsit masih terpantau cerah dan seperti biasa ia di lingkungan sekolah masih mengawasi kegiatan belajar mengajar.
Sutarno melihat siswanya yang merupakan satu kelas, berjumlah sekitar 30 orang sedang belajar di Green Hall sekolah.
"Saat hujan itu, tiba-tiba angin kencang datang, bukan berputar-putar tapi lurus dan kuat," terang Sutarno di RS Karima Kartasura, Rabu (20/11/2019), dikutip dari TribunSolo.com.
Suasana menjadi histeris setelah terdengar suara ambruknya bangunan berbentuk joglo yang dibuat berteduh para siswa.
"Saya kemudian bagi tugas, ada yang mengevakuasi dan saya ambil mobil untuk mengantar korban," kata Sutarno.