Usai Jadi Tersangka Pembunuhan Ayah Kandung, Kondisi Bahar Mario Memprihatin di Dalam Penjara
Nasib miris menimpa Bahar Mario, anak juragan kopi Jember usai membunuh ayahnya, Surono dan menyeret ibunya
Editor: Hendra Gunawan
Sedangkan jasadnya dikubur di bagian belakang rumahnya yang berfungsi sebagai dapur tidak permanen. Belakangan dapur itu dibangun menjadi bangunan permanen.
Setelah penguburan jasad, Bahar mandi di sungai depan rumahnya. Sedangkan Busani membersihkan kamar tempat Surono dibunuh.
Rekonstruksi itu mendapatkan perhatian dari warga sekitar.
Keluarga Surono juga menyaksikan rekonstruksi tersebut.
Anak bungsu pasangan Surono dan Busani, Muafatim juga melihat rekonstruksi tersebut. Perempuan itu terlihat sedih menyaksikan rekonstruksi itu.
"Rekonstruksi ini sesuai dengan berita acara pemeriksaan, juga keterangan dari tim DVI terkait meninggalnya korban akibat benda tumpul. Rekonstruksi ini kami lakukan juga bersama penuntut, dan kuasa hukum tersangka," imbuh Alfian.
Seperti diberitakan, pada awal November lalu, polisi mendapatkan laporan dugaan pembunuhan terhadap Surono, warga Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo. Surono dilaporkan dibunuh, dan jasadnya dikubur di dalam rumahnya. Mendengar laporan itu, polisi melakukan penyelidikan.
Polisi kemudian membongkar satu tempat yang diduga menjadi lokasi penguburan jasad Surono. Tempat itu adalah musala, atau tempat shalat yang berada di dapur rumah tersebut. Saat pembongkaran, polisi menemukan sejumlah lapisan sebelum menemukan tubuh Surono.
Lapisan pertama adalah keramik, kemudian semen cor tebal, tanah urukan, campuran semen tipis, hingga ditemukan tubuh Surono.
Polisi pun menetapkan dua orang tersangka dalam peristiwa itu yakni Bahar Mario (25), dan Busani (45). Busani adalah istri Surono, dan Bahar adalah anak Surono dan Busani. Kasus itu pun membuat geger.
Pengakuan Lengkap Busani
Busani (45), istri yang terlibat pembunuhan suami, Surono blak-blakan mengungkap fakta di balik peristiwa tragis itu.
Ternyata pembunuhan yang membuat heboh warga karena jasad Surono dikubur dan di cor di bawah musala ini didasari cemburu dan motif asmara.
Busani yang sudah 29 tahun hidup berumah tangga dengan Surono merasa menjadi istri tak dianggap.