Cinta Ditolak, Seorang Siswa Tusuk Guru: Menyelinap ke Kamar hingga Korban Alami Pendarahan Hebat
Seorang siswa di Bantul tega menusuk gurunya sendiri gara-gara cinta ditolak. Pelaku menyelinap ke kamar hingga korban alami pendarahan hebat.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa di Bantul tega menusuk gurunya sendiri gara-gara cinta ditolak.
Pelaku menyelinap ke kamar gurunya untuk melancarkan aksinya.
Hingga akhirnya korban mengalami pendarahan hebat akibat tusukan tersebut.
Seorang siswa SMA berinisial CB (16) melakukan aksi nekat menusuk gurunya sendiri, WP (34).
WP merupakan warga Srandakan, Bantul, DI Yogyakarta.
Usut punya usut, penusukan tersebut dilatarbelakangi oleh urusan asmara.
CB yang menaruh rasa terhadap bu guru harus mengalami penolakan.
Rasa cinta tersebut tampaknya membuat CB buta arah hingga nekat melancarkan aksinya.
Akibat kejadian, WP mengalami luka parah di bagian perutnya.
Baca: Setelah Tusuk Gurunya Karena Memendam Cinta, Pelaku Sempat Pura-pura Muncul di TKP: Ada apa ya ?
Baca: Pelaku Siswa SMA Tusuk Guru Bantul Masih di Bawah Umur & Alami Gangguan Jiwa, Ini Langkah Polisi
Berikut ini fakta-fakta kasus siswa tusuk gurunya gara-gara cinta ditolak dirangkum Tribunnews dari Tribun Jogja:
1. Kronologi kejadian
Peristiwa penyerangan yang dilakukan CB terjadi pada Rabu (20/11/2019) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Mirisnya, aksi penusukan dilakukan di rumah korban sendiri.
Kapolsek Srandakan Kompol B Muryanto menyebut, saat kejadian, korban tengah bersantai di kamarnya.
Tiba-tiba CB menerobos dan masuk ke dalam kamar WP.
CB lalu menusuk perut WP dengan sebilah pisau.
Akibat tusukan tersebut, WP langsung berterika kesakitan.
Sementara CB kabur dari rumah WP.
"Korban lantas berteriak kesakitan, sementara pelaku kabur dari TKP."
"Mertua korban langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa korban menuju RS UII Pandak, Bantul," kata Muryanto, Kamis (21/11/2019).
2. HP dan pisau pelaku tertinggal
Setelah menusuk gurunya, pelaku langsung kabur dari TKP.
HP dan pisau yang tertinggal membuat polisi dengan cepat dapat menangkap pelaku.
Dari penelusuran, pelaku merupakan warga Lendah, Kulonprogo, DIY.
Pelaku ditangkap di rumahnya kemudian dibawa ke Polsek Srandakan.
"Penjemputan pelaku berasal dari handphone yang tertinggal."
"Kita ketahui, ternyata berdomisili di Lendah dan langsung kita bawa menuju Polsek Srandakan."
"Sementara kasusnya masuk penganiayaan, yang diatur dalam Pasal 351 KUHP," tambah Muryanto.
Baca: Jadi Kasus Pertama di Bantul, Begini Kronologi Siswa Tusuk Guru karena Cinta Terpendam
Baca: Bu Guru yang Ditusuk Muridnya Masih Dirawat Intensif di RS Dr Sardjito Yogyakarta
3. Guru alami pendarahan hebat
Mengetahui menantunya ditusuk, mertua WP langsung memebrikan pertolongan pertama dan membawa ke RS UII Pandak, Bantul.
Namun, karena luka yang diderita serius, korban akhirnya dirujuk ke RSUP Sardjito, Sleman.
Kapolsek Srandakan menyebut bahwa korban sempat kritis lantaran luka serius yang dialaminya.
Bahkan akibat tusukan tersebut, WP harus menjalani operasi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan.
Dijelaskan oleh Banu, WP mengalami luka di bagian abdomen atau perut.
Akibatnya WP harus kehilangan darah hingga 3.000 CC.
WP kemudian mendapat tindakan operasi untuk menutup luka tersebut.
Hingga kini kondisi korban sudah berangsur membaik.
"Lukanya dibagian abdomen atau perut, pendarahannya cukup hebat. Diperkirakan korban kehilangan darah hingga 3.000 cc."
"Saat ini kondisi korban sudah mulai membaik, sudah mulai bisa berkomunikasi," kata Banu.
WP saat ini masih berada dalam perawatan intensif di RSUP Dr Sardjito.
4. Motif asmara
Aksi penusukan tersebut ternyata dilatarbelakangi motif asmara.
CB selama ini menaruh hati pada WP.
Namun, perasaan CB tak pernah direspon lantaran ia telah bersuami.
"Pelaku bilang kalau dia sayang, cinta, sama Bu Guru."
"Tapi, cintanya ini kan tidak pernah direspon ya, karena korban sudah punya suami."
"Untuk motif lain, belum bisa kita sampaikan, karena masih dalam proses pendalaman," kata Kapolsek Srandakan.
(Tribunnews.com/Miftah/Tribun Jogja)